Harga Minyak Jatuh dalam Sepekan ke Level Terendah

Sabtu, 29 Februari 2020 – 13:07 WIB
Kilang minyak. Foto: Reuters

jpnn.com - Penyebaran virus corona yang tak terkendali, mendorong harga minyak jatuh sampai hari keenam berturut-turut, pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), ke level terendah dalam lebih dari satu tahun, sejak 2016.

Kekhawatiran dampak virus corona terhadap perlambatan ekonomi global, yang akan menekan permintaan energi, makin tinggi.

BACA JUGA: Harga Minyak Mentah Terus Jatuh ke Level Terendah

Minyak mentah berjangka Brent paling aktif untuk pengiriman Mei turun 2,06 dolar AS atau 4,0 persen, menjadi 49,67 per barel, terendah sejak Juli 2017.

Sementara itu, minyak mentah berjangka, Brent, untuk pengiriman April kehilangan 1,66 dolar AS atau 3,2 persen, menjadi menetap di 50,52 dolar AS per barel.

BACA JUGA: Harga Minyak Naik Didorong Harapan Penurunan Produksi OPEC+

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) jatuh 2,33 dolar AS atau 5,0 persen, menjadi ditutup di 44,76 dolar AS.

Itu adalah penutupan terendah untuk Brent dan WTI sejak Desember 2018.

BACA JUGA: Segera Melantai di Indonesia, Ini Bocoran Sosok MG ZS Rival Honda HR-V

Untuk minggu ini, Brent kehilangan hampir 14 persen, penurunan persentase mingguan terbesar sejak Januari 2016. Sementara WTI merosot lebih dari 16 persen merupakan penurunan persentase mingguan terbesar sejak Desember 2008.

Kepanikan virus corona juga membuat pasar saham global dan harga-harga industri dan logam mulia anjlok, dengan kerugian sebesar 5 triliun dolar AS.

Kemerosotan pasokan minyak mentah Brent, akan memusatkan perhatian pada pertemuan minggu depan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.

"OPEC+ harus memberikan penurunan produksi lebih dalam karena harga minyak tetap jatuh bebas," Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, mengatakan dalam sebuah laporan.

Arab Saudi, produsen terbesar di OPEC, dan beberapa anggota lainnya sedang mempertimbangkan pengurangan satu juta barel per hari (bph), untuk kuartal kedua 2020, naik dari pemotongan yang awalnya diusulkan 600.000 barel per hari, kata sumber. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler