BACA JUGA: RI Butuh 4,4 Juta Pengusaha
Pada perdagangan Jumat (8/8), minyak jenis light sweet crude pengiriman September di Bursa Berjangka New York (NYMEX) anjlok USD 4,82 per barel
Harga tersebut merupakan yang terendah sejak 1 Mei saat harga minyak berada di level USD 112,52 per barel
BACA JUGA: Garuda Siap Tampung Karyawan Merpati
Secara total, harga minyak sudah jatuh USD 32 dari rekor tertinggi USD 147 per barel yang dicapai pada 11 Juli.Analis energi dari Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, faktor fundamental permintaan dan penawaran sudah tidak lagi menjadi unsur dominan penggerak harga minyak
BACA JUGA: Bank DKI Bagi-bagi Emas
’’Pergerakan harga minyak akan cenderung berlawanan dengan nilai tukar dolar AS,’’ ujarnya.Maksudnya, saat nilai tukar USD melemah seperti beberapa waktu lalu, spekulan akan berbondong-bondong masuk pasar komoditas minyakDengan begitu, harga minyak bakal melambungTapi, ketika nilai tukar USD menguat seperti saat ini, spekulan langsung mengalihkan portofolio ke pasar uang’’Akibatnya, transaksi komoditas minyak turun, demikian pula harganya,’’ jelasnya.
Faktor lain yang menyeret harga minyak, kata Pri Agung, adalah pernyataan presiden OPEC yang memperkirakan harga minyak bakal turun hingga USD 70 per barel’’Pernyataan OPEC memang menjadi acuan transaksi seluruh pedagang minyak,’’ katanya.
Meski demikian, anjloknya harga emas hitam itu diprediksi tidak mengubah banyak postur APBNKendati melemahnya harga minyak membuat beban subsidi lebih ringan, tetap saja APBN belum amanSebab, asumsi harga minyak dalam APBN Perubahan 2008 dipatok USD 95 per barel atau terpaut USD 10 per barel dari harga saat ini.
Dalam APBN Perubahan 2008, subsidi BBM meningkat dua kali lipat menjadi Rp 126,8 triliun dan subsidi listrik Rp 60,2 triliunSetelah menaikkan harga BBM rata-rata 28,7 persen akhir Mei lalu, pemerintah membuat asumsi harga minyak baru USD 110 per barelWalau begitu, subsidi masih tetap tinggi, yakni BBM Rp 132,1 triliun dan listrik Rp 68,5 triliun.
Edward Morse, chief energy economist dari lembaga keuangan Lehman Brothers mengatakan, harga minyak sulit kembali naik ke level tinggi kecuali ada gangguan pasokan’’Kami pikir, harga minyak sudah mencapai puncak,’’ ujarnya seperti dikutip AP kemarin (9/8).
Para ekonom mengatakan, merosotnya harga minyak pada akhir pekan ini disebabkan nilai tukar USD yang menguat tajam atas mata uang Eropa (EUR)Mata uang tunggal Eropa itu Jumat lalu merosot tajam di bawah USD 1,50 untuk kali pertama dalam lima bulan terakhirPenurunan itu terjadi setelah European Central Bank (Bank Sentral Eropa) memutuskan mempertahankan suku bunga di level 4,25 persen.
Selain itu, tambahan suplai setelah Iraq mengumumkan menyelesaikan aktivitas eksplorasi yang sempat terhenti akibat adanya sanksi dari PBB turut memberi sentimen positifIraq berharap bisa meningkatkan cadangan minyak mentah hingga dua kali lipatSementara produksi ditambah hingga 500.000 barel per hari (bph) dari produksi saat ini 2,5 juta bphItu setara dengan produksi sebelum invasi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya pada Maret 2003
Saat berkunjung ke Indonesia pada 29 Juli, Presiden OPEC Chakib Khelil memang memprediksikan harga minyak akan mencapai USD 70-USD 80 per barel sampai akhir tahun ini.
Penurunan tajam harga minyak membuat saham di Bursa Efek New York (NYSE) melonjakIni terkait mulai hilangnya kekhawatiran tentang tekanan inflasi akibat tingginya harga minyak yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Indeks Dow Jones pada perdagangan Jumat melesat 302,89 poin atau 2,65 persen ke level 11.734,32Dalam satu pekan kemarin, Dow Jones naik 3,6 persenKenaikan-kenaikan tersebut merupakan kinerja mingguan terbaik sejak pekan ketiga April lalu.
Philip SDow, managing director of equity strategy RBC Dain Rauscher mengatakan, penguatan nilai tukar USD dan penurunan harga minyak menjadi daya tarik besar bagi investor pasar modal’’Kegelisahan pasar mulai hilang,’’ ujarnya seperti dikutip AP kemarin(owi/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Telkomsel Hemat Roaming Selama Olimpiade
Redaktur : Tim Redaksi