jpnn.com, JAKARTA - Harga minyak goreng rakyat atau Minyakita mengalami kenaikan beberapa waktu terakhir.
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengklaim kenaikan harga Minyakita secara signifikan tidak terjadi di semua daerah. Kata dia, kenaikan hanya di daerah-daerah tertentu saja.
BACA JUGA: Mendag Klaim Harga Minyakita Bakal Turun Pekan Ini
"Di daerah-daerah, banyak juga yang normal. Hanya daerah-daerah tertentu saja," ujar Budi, Senin (25/11).
Lebih lanjut, Budi menuturkan memang ada beberapa daerah yang mengalami kenaikan dari minyak goreng rakyat tersebut. Tetapi itu tidak terlalu signifikan.
BACA JUGA: Mendag Buka-bukaan Penyebab Kenaikan Harga Minyakita
Karena itu, Budi berjanji bakal memanggil para distributor untuk rapat bersama, mencari solusi kenaikan harga Minyakita.
"Secepatnya, Minggu ini kita berkumpul dan kita sudah informasikan kepada produsen dan distributor," katanya.
Budi mengambil langkah rapat bersama produsen itu, untuk memastikan stok minyak goreng para distributor terjamin, dan sampai tangan para pengecer.
"Jadi kita sudah himpun mereka untuk tetap menjaga stok para pengecer," pungkas Budi.
Sekadar informasi, harga eceran tertinggi (HET) Minyakita diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat.
Merujuk data dari Kemendag, kenaikan harga daru Minyakita ini terjadi di 82 kabupaten/kota di Indonesia.
Kemendag juga menyebut bahwa Minyakita di 32 kabupaten/kota wilayah Indonesia bagian timur menembus Rp 18.000 per liter sampai Rp 20.000 per liter.
Harga tersebut jauh dari HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 15.700 per liter.
Dipantau dari laman https://www.bi.go.id/hargapangan harga minyak goreng terus meroket.
Harga minyak goreng kemasan bermerek 1 Rp 21.400 per kilogram atau naik Rp 100 per kilogram.
Harga tertinggi di wilayah Gorontalo Rp 28.750 per kilogram.
Kemudian, harga minyak goreng kemasan bermerek 2 Rp 20.500 per kilogram.
Harga tertinggi di wilayah Palangkaraya, Rp 23.500 per kilogram.(antara/mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul