jpnn.com, JAKARTA - Politikus dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) Irma Suryani Chaniago ikut menyoroti pengadaan mobil dinas Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi dan Wagub Audy Joinaldy.
Gubernur Mahyeldi mendapatkan mobil dinas Mitsubishi Pajero. Sedang Wagub Audy Joinaldy mendapatkan Hyundai Palisade.
BACA JUGA: Ganjar Ganti Mobil Dinas, Ini Pengakuan Sopir Pribadinya
Irma Suryani menilai, pengadaan dua mobil dinas yang total harga sekitar Rp2 miliar itu tidak pantas. Alasannya, pendapatan Pemprov Sumbar masih bergantung pada subsidi pemerintah pusat yang dikucurkan dari APBN.
"Mengelola APBN saja serapan masih rendah dan pendapatan asli daerah juga rendah, tidak pantas bermewah-mewah dengqn kinerja yang masih di bawah standar," kata Irma Suryani saat dihubungi oleh JPNN.com, Rabu (18/8).
Irma mengatakan, mestinya gubernur dan wagub Sumatera Barat meningkatkan pendapatan asli daerah terlebih dahulu, baru membeli mobil dinas dengan total nilai yang fantastis.
Dia juga menyatakan, dengan serapan anggaran untuk penanggulangan pandemi Covid-19 yang masih rendah, tidak etis bagi seorang gubernur dan wakilnya membeli mobil dinas baru.
BACA JUGA: Bendera Merah Putih Jatuh di Pundak Paskibra, Anggota TNI-Polri Langsung Bergerak Cepat
"Memangnya mobil dinas yang ada sudah tidak berfungsi sampai harus beli mobil dinas baru?" sambung Uni irma, panggilan akrabnya.
Seharusnya, lanjut Irma, pejabat daerah memiliki sense of crisis dan prihatin dengan kondisi ekonomi rakyat.
"Rakyat ngos-ngosan di tengah pemberlakuan peraturan (PPKM) untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19," tuturnya
Perempuan berdarah Minang itu juga menyebutkan dengan uang sebesar Rp2 miliar, Pemprov Sumbar bisa membeli barang-barang yang lebih bermanfaat untuk dibagikan kepada masyarakat.
"Rp2 miliar itu bisa untuk membeli 40.000 kantong beras lima kilogram atau bisa membeli 200.000 pcs masker yang harganya Rp 10 ribu. Pejabat daerah tingkatkan tunggung jawab dan pertinggi rasa malu," tegas Uni Irma. (mcr8/jpnn)
Redaktur : Soetomo
Reporter : Kenny Kurnia Putra