jpnn.com, JAKARTA - Harga pangan di awal 2023 kompak mengalami kenaikan terutama pada komoditas beras, cabai, hingga bawang.
Mengutip infopanganjakarta, Selasa (3/1) harga beras IR.III mengalami kenaikan menjadi Rp 10.181 per kilogram, beras muncul I Rp 12.473 per kilogram.
BACA JUGA: Pastikan Harga Pangan Stabil Saat Nataru, Ganjar Terus Gencarkan Operasi Pasar
Kemudian, harga cabai merah besar mengalami kenaikan Rp 1.699 menjadi Rp 47.131 per kilogram, cabai merah keriting Rp 53.121 naik Rp 1.033, dan cabai rawit merah naik Rp 1.547 menjadi Rp 75.250 per kilogram, cabai rawit hijau naik Rp 2.957 per kilogram.
Inflasi Akhir Tahun Tidak Terhindarkan
BACA JUGA: Harga Pangan Kerap Naik Saat Nataru, Pemprov DKI Jakarta Melakukan Langkah Antisipasi, Begini
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2022 mencapai 0,66 persen secara month-to-month (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya.
Adapun penyumbang inflasi Desember ialah makanan, tembakau, sektor perumahan, air, BBM hingga transportasi.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Impresif Harus Dibarengi Pengendalian Harga Pangan
Berdasarkan sebaran wilayahnya, Inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 8,65 persen dengan IHK sebesar 119,83 dan terendah terjadi di Sorong sebesar 3,26 persen dengan IHK sebesar 110,95.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan inflasi tahun ke tahun atau Desember 2022 terhadap Desember 2021 terjadi sebesar 5,51 persen.
Pengamat Ingatkan Hal Ini
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky menyampaikan aktivitas konsumsi masyarakat akan meningkat setelah ditetapkan pemberhentian pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Menurutnya, kebijakan tersebut akan meningkatkan perdagangan dan pariwisata, serta sektor turunannya, seperti restoran, penginapan, makanan- minuman, hingga transportasi.
“Aktivitas konsumsi akan meningkat, perdagangan, restoran, hotel, makanan- minuman, adalah sektor- sektor yang akan terdampak positif dari pemberhentian PPKM,” ujar Riefky.
Apalagi, konsumsi rumah tangga Indonesia sudah mencatatkan kinerja positif yang tumbuh 5,39 persen year on year (yoy) mencapai Rp 2,56 kuadriliun pada kuartal III-2022, dan berkontribusi 50,38 persen terhadap PDB nasional.
Meskipun demikian, Reifky mengingatkan kebijakan tersebut berpotensi meningkatkan risiko penyebaran Covid-19 yang mana juga dapat berdampak ke berbagai sektor ekonomi.
Karena itu, dia meminta para pemangku kepentingan untuk terus menjaga dan meminimalisir risiko tersebut ke depan.
“Langkahnya perlu adaptif dan responsif. Dari sisi ekonomi perlu ditanggulangi secara cepat karena waktu- waktu risikonya bisa melonjak," tegas Reifky.(mcr28/antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari