Harga Pangan Merangkak Naik

Cabe Merah Picu Inflasi 0,97 Persen

Jumat, 02 Juli 2010 – 01:41 WIB

JAKARTA -- Tren kenaikan harga bahan pangan terus berlanjutKenaikan ini memicu inflasi sepanjang Juni melonjak hingga 0,97 persen, jauh di atas inflasi Mei yang sebesar 0,29 persen

BACA JUGA: Harga Bawang Putih Melambung

Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender atau Januari - Juni (year-to-date) sebesar 2,42 persen dan laju inflasi Juni 2010 terhadap Juni 2009 (year-on-year) mencapai 5,05 persen


Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, inflasi Juni yang hampir menyentuh angka 1 persen memang cukup tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya

BACA JUGA: Wapres Waspadai Gelembung Pertumbuhan Properti

"Ini dipicu oleh harga bahan makanan yang bergejolak," ujarnya di Kantor BPS kemarin (1/7)


Menurut Rusman, indeks kelompok bahan makanan menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan kenaikan 3,20 persen, disusul kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,41 persen

BACA JUGA: Zakat Melalui Bank Rp 64,2 Miliar

"Bintangnya adalah cabe merah, yang sepanjang Juni melonjak 45,72 persenAdapun beras naik 2,67 persen," katanya.

Komoditas lain yang ikut naik adalah daging ayam ras, bawang merah, cabe rawit, telur ayam ras, kacang panjang, kangkung, kentang, kol putih, cabe hijau, sawi hijau, wortel, jeruk, serta bubur nasi, rokok kretek, rokok filter, serta tarif kontrak rumahAdapun komoditas yang mengalami penurunan harga atau deflasi adalah gula pasir, bahan bakar (nonsubsidi), dan ikan segar

Selain bahan makanan, inflasi Juni juga disumbang oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang naik 0,23 persen; kemudian kelompok sandang 0,93 persen; kelompok kesehatan 0,06 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,06 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,15 persen"Yang kita cermati adalah kenaikan harga kelompok sandangBiasanya, harga baru naik pada Juli saat masuk tahun ajaran baru, tapi kini Juni pun sudah mulai tinggi," terangnya

Bagaimana dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) rata-rata sebesar 10 persen mulai 1 Juli ini? Menurut Rusman, berdasar hitungan BPS, karena yang terkena kenaikan TDL adalah kelompok pelanggan mulai 1.300 volt ampere (VA), maka dampak langsung terhadap inflasi cukup terkendali"Dampak langsungnya sekitar 0,22 persen," ujarnya

Meski demikian, lanjut dia, kenaikan TDL biasanya diikuti dengan kenaikan harga-harga lain atau dampak lanjutan, apalagi kenaikan TDL juga terjadi pada kelompok industri dan bisnis"Dampak lanjutan atau multiplier effect hampir pasti ada, tapi mungkin baru dirasakan pada Agustus atau September nanti hingga khir tahunCuma, besarannya belum bisa diprediksi," terangnya

Karena itu, kata Rusman, mulai Juli ini, pemerintah harus betul-betul memperhatikan perkembangan hargaSebab, siklus tahunan lonjakan inflasi memang dimulai pada Juli saat tahun ajaran baru, kemudian berlanjut pada Agustus hingga September

Apalagi, lanjut Rusman, Agustus dan September mendatang sudah memasuki bulan Puasa dan Lebaran, sehingga dipastikan terjadi lonjakan harga"Juli hingga September nanti adalah periode krusialJika pemeirntah bisa me-manage harga dengan baik, maka target inflasi 5,3 persen bisa tercapaiTapi jika tidak, mungkin inflasi bisa mendekati angka 6 persen," paparnya(owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Mulai Takut Gunakan Gas Elpiji


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler