Harga rumah di Australia mengalami penurunan lebih lanjut sebesar 0,7 persen pada Februari 2019, atau sudah hampir 7 persen dibandingkan harga pada masa puncak pasar properti. Kecenderungan ini juga melebar ke kota-kota selain Melbourne dan Sydney.
Data pasar properti dari CoreLogic menunjukkan Kota Darwin dan Perth memimpin penurunan harga ini masing-masing sebesar 1,7 dan 1,5 persen pada Februari.
BACA JUGA: Tiga Pekerja Fasilitas Nuklir Australia Terkena Tumpahan Bahan Kimia
Sementara Sydney dan Melbourne masih mengalami penurunan harga terburuk dibandingkan tahun lalu, atau turun sekitar 10,4 dan 9,1 persen.
Bahkan pasar properti di Brisbane, yang sebelumnya tidak mengalami lonjakan harga, kini pun mengalami penurunan harga meski cukup moderat.
BACA JUGA: Minggu Depan Indonesia Dan Australia Teken Perjanjian Perdagangan Bebas
Kota Hobart tercatat sebagai satu-satunya ibukota negara bagian yang mengalami kenaikan harga properti pada Februari sebesar 0,8 persen. Booming properti di sana tampaknya belum berakhir.
Kondisi pasar properti di Canberra dan Adelaide terpantau relatif stabil bulan lalu.
BACA JUGA: Jalani Sidang Perdana, Ratna Sarumpaet Ajukan Status Penahanan Kota
External Link: House prices graph February 2019
Menurut peneliti CoreLogic Tim Lawless, jatuhnya harga properti kini menjalar ke kota selain Sydney dan Melbourne.
"Saya kira ini indikasi nyata bahwa kondisi kredit perumahan mempngaruhi seluruh pasar," katanya.
Selain syarat kredit perumahan yang saat ini semakin ketat, menurut Lawless ada faktor lainnya yang turut berpengaruh.
"Kita lihat banyak pasokan rumah baru di pasar, terutama dari sektor gedung apartemen," katanya.
Selain itu, jumlah pembeli asing semakin menurun di tengah tingkat keterjangkauan harga yang tetap tinggi di Sydney dan Melbourne.
Padahal, katanya, nilai jual properti di Sydney sendiri sudah turun 13 persen dan di Melbourne turun hampir 10 persen. Namun dari segi keterjangkauan harga tetap tinggi.
Tercatat bahwa penurunan harga terbesar terjadi di sektor rumah yaitu mencapai 11,5 persen sedangkan untuk sektor apartemen di Sydney dan Melbourne.
Hal ini bwertolak belakang dengan kondisi di Brisbane, Perth dan Darwin, dimana penurunan harga apartemen lebih besar dibandingkan harga rumah.
Menurut Lawless, pemilik properti kini bersikap menahan diri untuk melepas miliknya ke pasar yang sedang menurun.
Dia memperkirakan kondisi harga properti masih akan terus menurun sebelum stabil kembali.
"Mungkin nanti pada 2020 kita mulai melihat pasar mulai seimbang," katanya.
Ikuti juga berita lainnya dari ABC Indonesia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diabetes di Indonesia Meningkat Tapi Belum Tentu Ikuti Rekomendasi Medis