Tiga orang pekerja pada fasilitas nuklir Lucas Heights di Sydney, Australia, terpapar bahan kimia berbahaya dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani proses dekontaminasi.
Juru bicara Organisasi Sains dan Teknologi Nuklir Australia (ANSTO) menjelaskan para pekerja tersebut terpapar natrium hidroksida ketika penutup salah satu pipa di pabrik pengobatan nuklir itu terlepas.
BACA JUGA: Minggu Depan Indonesia Dan Australia Teken Perjanjian Perdagangan Bebas
Menurut keterangan petugas ambulans setempat, bahan kimia ini terciprat ke bagian lengan dan wajah dua pekerja pria dan seorang pekerja wanita.
Bahan kimia Sodium hydroxide diketahui sangat beracun dan dapat menyebabkan luka bakar yang akut.
BACA JUGA: Jalani Sidang Perdana, Ratna Sarumpaet Ajukan Status Penahanan Kota
Juru bicara ANSTO menambahkan, gedung tempat insiden terjadi tidak terkait dengan fasilitas reaktor nuklir.
"Sebelum jam 8 pagi ini, penutup salah satu pipa terlepas dan menumpahkan sekitar 250ml natrium hidroksida," katanya.
BACA JUGA: Diabetes di Indonesia Meningkat Tapi Belum Tentu Ikuti Rekomendasi Medis
"Tiga pekerja terkena dampaknya. Pegtugas layanan darurat datang ke ANSTO dan tiga pekerja tersebut telah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan," jelasnya.
"Insiden itu terjadi di bangunan pabrik pengobatan nuklir yang tak terkait dengan reaktor nuklir OPAL," tambah juru bicara ANSTO.
Fasilitas nuklir Lucas Heights, terletak 40 kilometer ke arah selatan pusat Kota Sydney, sebelumnya telah beberapa kali mengalami kontaminasi.
Pada Agustus 2017, seorang pekerja menderita lecet di bagian tangannya setelah menjatuhkan botol berisi bahan radioaktif. Dia terkontaminasi bahan tersebut melalui sarung tangannya.
Kejadian itu dianggap yang paling serius pada fasilitas nuklir di seluruh dunia pada 2017, seperti dilaporkan Skala Kejadian Nuklir Internasional.
ANSTO menyatakan permintaan maaf kepada pekerja yang terpapar radioaktif tersebut dan menghasilkan langsung membuat rencana aksi.
Pemeriksaan independen terhadap fasilitas ini dilakukan pada Oktober 2018. Ditemukan bahwa fasilitas ini tidak memenuhi standar keselamatan nuklir modern dan harus diganti.
Pada minggu yang sama ANSTO mengkonfirmasi lima orang pekerja terpapar radiasi di fasilitas itu, namun kadarnya kurang dari radiasi rontgen.
Ikuti juga berita lainnya dari ABC Indonesia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayi Terkecil Di Dunia Dari Jepang Sudah Keluar Dari Rumah Sakit