Harga Sapi Kurban Merangkak Naik

Selasa, 08 September 2015 – 06:42 WIB
Foto: dok.JPNN

jpnn.com - SURABAYA - Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar Jatim Muthowif menyatakan, jelang Idul Adha harga sapi untuk kurban sudah merangkak naik dengan besaran per ekor Rp 2 juta. Sementara itu, harga sapi pedaging untuk kebutuhan konsumsi harian relatif stabil.

Muthowif memaparkan, kebutuhan sapi untuk kurban dan pedaging berbeda. Biasanya, sapi untuk kurban memiliki berat di bawah 350 kg per ekor. Kalau untuk pedaging, beratnya bisa lebih dari 400 kg per ekor.

BACA JUGA: Siswi SD itu Tulis Surat Lalu Minum Racun, Ayah: Setega itu Kau Meninggalkan Aku!

"Permintaan yang tinggi untuk sapi adalah di bawah 350 kg. Makanya, harganya sudah merangkak naik,'' tuturnya kemarin (7/9). Diperkirakan, menjelang Idul Adha, harga sapi masih bisa naik Rp 3 juta per ekor.

Kenaikan harga sapi itu terjadi sejak satu minggu terakhir. Disebutkan, harga sapi kurban sekitar Rp 14 juta hingga Rp 16 juta per ekor. Diprediksi, harga sapi untuk kurban terus meroket menjelang satu minggu sebelum Idul Adha. Sejauh ini, selisih harga sapi kurban dengan sapi pedaging sekitar Rp 2-3 juta per ekor.

BACA JUGA: Bocah Minum Racun, Kepada Bidan Sang Ayah Bilang Kebanyakan Minum Obat Maag

Tingginya kebutuhan sapi kurban, kata Muthowif, terasa sejak masyarakat melakukan kurban dengan sistem arisan. "Tiap tahun kebutuhan sapi kurban terus meningkat, sedangkan populasi sapi tidak sebanding dengan permintaan," terangnya.

Harga sapi pedaging stabil lantaran suplai masih memadai. Terutama datang dari sapi yang tidak laku dijual untuk kurban. Tapi, pihaknya mewaspadai terjadinya lonjakan harga sapi pedaging pasca Idul Adha. Sebab, stok sapi di pasaran sudah mulai menipis karena sebagian digunakan untuk kurban. ''Biasanya, harga sapi setelah Idul Adha bisa naik 10-15 persen,'' sebutnya.

BACA JUGA: BIKIN MERINDING! Siswi SD Ini Tulis Pesan Sebelum Minum Racun, Innalillahi...

Di tengah kondisi tersebut, pihaknya menyayangkan masih terjadinya pengiriman sapi ke luar Jatim. Terlihat dari pengiriman di pasar tradisional sapi di Jatim. Di antaranya, di Probolinggo, Lumajang, Tuban, Bojonegoro, dan Kediri. ''Para feedloter juga mengambil sapi dari pasar tradisional, bukan mengembangbiakkan sendiri,'' jelasnya.

Pihaknya juga meminta program pengembangbiakkan sapi itu terus dilakukan. Sebab, kunci stabilnya harga terletak pada populasi sapi yang memadai. ''Kalau populasi berkembang sesuai dengan yang direncanakan, harga sapi pasti tidak naik,'' kata dia. (res/c22/tia)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satgas Yonif 400/Raider Gelar Karya Bhakti di Papua


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler