jpnn.com, PAYAKUMBUH - Harga sapi kurban di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, mulai merangkak naik, jelang Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriyah.
Diperkirakan, kenaikan ini akan terus berlangsung hingga mendekati ibadah berkurban bagi umat Islam.
BACA JUGA: Sidang Isbat Penentuan Awal Dzulhijjah 11 Agustus
Pantauan Padang Ekspres (Jawa Pos Group) di Pasar Ternak Payakumbuh, kawasan Koto Baru Payobasuang, Payakumbuh Timur, Minggu lalu (30/7), sapi ukuran kurban lebih banyak dijual pedagang ketimbang sapi untuk penggemukan.
"Memang sekarang lebih banyak barang (sapi, red) kurban, ketimbang barang pakai (sapi untuk penggemukan)," kata Datuak, 42, seorang toke ternak asal Limapuluh Kota.
BACA JUGA: Via Vallen Takut, tapi Pengin Ngelus
Menariknya, dari ratusan ekor sapi ukuran kurban yang dijual pedagang di Pasar Ternak Payakumbuh pada Minggu lalu, sapi jenis Blasteran Bali terlihat lebih mendominasi. Jumlah sapi ini lebih banyak dijual pedagang ketimbang sapi lokal jenis lainnya, seperti Sapi Passisie, Sapi Lampung, Sapi PO (Peranakan Ongole), atau pun sapi kampung yang sudah mengalami kawin silang.
"Nampaknya, sekarang lebih banyak Blasteran Bali ketimbang samping jenis lainnya. Tapi, kami selaku panitia kurban, sekarang sedang mencari sapi kampung dulu. Kalau tidak ada sapi kampung, baru diambil Blasteran Bali. Karena itu pula permintaan peserta kurban di kampung kami," kata Uwan Icau, 64, seorang panitia kurban yang mulai mendatangi pasar ternak.
BACA JUGA: BNI Salurkan KUR untuk Petani Bawang di Sembalun
Dari sisi harga, sapi ukuran kurban yang dijual pedagang di Pasar Ternak Payakumbuh pada Minggu lalu, memiliki harga yang bervariasi. Untuk sapi jantan, harganya berkisar mulai dari Rp15 juta sampai dengan Rp19 juta untuk setiap ekornya. Kemudian, juga ada harga di atas Rp20 juta per ekor untuk kurban dengan ukuran lebih besar.
Menurut sejumlah pedagang, sapi jantan ukuran kurban, lebih banyak dibeli masyarakat atau panitia yang berasal dari wilayah Agam, Bukittinggi, Padang, Padangpanjang, dan sebagian Tanahdatar.
Sedangkan masyarakat dari Payakumbuh dan Limapuluh Kota, kebanyakan membeli sapi kurban betina karena harganya yang lebih murah dan ukuran yang lebih besar.
Sejumlah masyarakat Payakumbuh dan Limapuluh Kota yang ditanya Padang Ekspres di Pasar Ternak Koto Baru Payobasuang mengaku, mereka sebagai panitia kurban di kampung masing-masing, sebenarnya sangat ingin membeli sapi kurban jantan untuk dibantai pada Hari Raya Idul Adha nanti. Tapi, harga sapi jantan seperti biasanya lebih mahal dibandingkan dengan sapi betina.
"Kalau kami beli sapi jantan, tidak terjangkau oleh saku masyarakat yang menjadi peserta kurban. Sedangkan di kampung-kampung, iuran kurban pun masih ada yang Rp1,6 juta per orang. Paling tinggi itu, iurannya Rp1,9 juta per orang. Tentu, kalau dibeli sapi jantan, kecil ukuran yang bisa kami dapat. Sementara, daging kurban ini nantinya akan dibagi rata ke setiap rumah warga. Makanya, kami tetap beli sapi betina," kata Ujang, 56, Iman, 41, dan Siyu, 59, tiga masyarakat yang ditanya Padang Ekspres di Pasar Ternak Payakumbuh. (frv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eko Patrio: Alhamdulillah, Kurban Berkah
Redaktur & Reporter : Soetomo