BANYUASIN - Harga Tandan Buah Sawit (TBS) di wilayah Banyuasin masih rendah. Bahkan kondisi ini sudah terjadi cukup lama yaitu enam bulan. Menurut petani sawit di kecamatan Pulau Rimau Purwanto, saat ini harga jual sawit sekitar Rp250-Rp300 per kg."Itu harga jual terendah yang pernah dialami oleh petani sawit sepanjang tiga tahun terakhir, dimana waktu itu paling murah Rp 800/kg,"jelasnya.
Masih kata Purwanto, akibat harga jual yang turun dratis tersebut para petani menjadi bingung untuk mengatasi hal tersebut."Bingung bagaimana cara mengatasinya,"bebernya seraya menambahkan akibatnya para petani banyak yang membiarkan buah sawit yang terdapat di kebun membusuk menjadi humus tanaman.
Hal itu dilakukan, karena jika dijual maka para petani akan mengalami maka para petani akan rugi ongkos angkut."Kan harga sawit murah, jadi tidak sebanding dengan harga angkut dan rugi biasonya,"tukasnya.
Lebih lanjut, dirinya menerangkan penyebab rendahnya harga sawit dikarenakan permintaan perusahaan menurun, oleh daya tampung sawit yang kurang."Petani kan sudah panen sawit, jadi daya tampung penuh sehingga permintaan sawit menurun,"bebernya.
Bahkan para petani banyak yang menyesal karena telah mengalihfungsikan lahan sawah mereka menjadi sawit."Dulu para petani banyak yang tertarik beralih tanam sawit karena harga jual yang tinggi, namun sekarang petani menyesal karena harga yang sangat murah,"tandasnya.
Kepala Seksi (Kasi) Badan Pusat Statistik(BPS) Banyuasin, Wahyu Suprayogi mengatakan penurunan harga produksi tanaman kebunan berpengaruh terhadap perekonomian Banyuasin. Apalagi harga sawit menurun selama enam bulan terakhir."Saat ini harga sawit terendah. Padahal sektor ini menyumbang lebih dari 30% pendapatan daerah,”katanya.(qda)
Masih kata Purwanto, akibat harga jual yang turun dratis tersebut para petani menjadi bingung untuk mengatasi hal tersebut."Bingung bagaimana cara mengatasinya,"bebernya seraya menambahkan akibatnya para petani banyak yang membiarkan buah sawit yang terdapat di kebun membusuk menjadi humus tanaman.
Hal itu dilakukan, karena jika dijual maka para petani akan mengalami maka para petani akan rugi ongkos angkut."Kan harga sawit murah, jadi tidak sebanding dengan harga angkut dan rugi biasonya,"tukasnya.
Lebih lanjut, dirinya menerangkan penyebab rendahnya harga sawit dikarenakan permintaan perusahaan menurun, oleh daya tampung sawit yang kurang."Petani kan sudah panen sawit, jadi daya tampung penuh sehingga permintaan sawit menurun,"bebernya.
Bahkan para petani banyak yang menyesal karena telah mengalihfungsikan lahan sawah mereka menjadi sawit."Dulu para petani banyak yang tertarik beralih tanam sawit karena harga jual yang tinggi, namun sekarang petani menyesal karena harga yang sangat murah,"tandasnya.
Kepala Seksi (Kasi) Badan Pusat Statistik(BPS) Banyuasin, Wahyu Suprayogi mengatakan penurunan harga produksi tanaman kebunan berpengaruh terhadap perekonomian Banyuasin. Apalagi harga sawit menurun selama enam bulan terakhir."Saat ini harga sawit terendah. Padahal sektor ini menyumbang lebih dari 30% pendapatan daerah,”katanya.(qda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Produsen Teh Jepang Penetrasi Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi