Harga Sayur Naik Hampir 50 Persen

Senin, 30 Desember 2013 – 09:08 WIB

jpnn.com - PERUBAHAN drastis terjadi di pasar-pasar tradisional Kota Tegal, paska perayaan Natal dan menjelang tahun baru. Harga sejumlah komoditi sayur-sayuran secara mendadak meroket.

Jika dibandingkan dengan harga-harga sebelum perayaan Natal, kenaikannya mencapai 50 persen. Akibatnya, daya beli masyarakat menurun dan pedagang pun mulai menjerit.

BACA JUGA: Per 1 Januari, Seluruh Kabupaten/Kota Wajib Kelola PBB

Seorang pedagang sayur di Pasar Pagi Kota Tegal, Ning (26) mengatakan, harga sayur-sayuran mulai dirasakan sejak 3 hari paska perayaan Natal. Disebutkan, komoditi yang mengalami kenaikan cukup signifikan adalah kubis, wortel dan tomat.

Menurut dia, wortel harga sebelumnya hanya Rp 4.000 per kilo gram, kini naik menjadi Rp 6.000 per kilo gram. Kemudian kubis dari harga Rp 4.000 per kilo naik menjadi Rp 10.000 per kilo. Hal sama terjadi pada komoditi tomat.

BACA JUGA: Sulitnya Menghindari Potensi Merugi di Kasus Bank Century

"Semula harga tomat Rp 4.000 per kilo gram, sekarang menjadi Rp 10.000 per kilo," katanya kemarin.

Ditanya terkait daya beli masyarakat" Ning mengungkapkan, akibat kenaikan harga itu, jumlah pembeli mengalami penurunan cukup signifikan. Sehingga keuntungan yang diperolehnya mengalami penurunan drastis.

BACA JUGA: Pemerintah Dituding Abaikan Aspirasi Pengusaha Tambang

"Harga sayuran naik karena perayaan Natal. Ditambah lagi akibat buruknya cuaca saat ini."

Hal sama disampaikan pedagang sayur lain Wasmah (47). Buruknya cuaca saat ini sangat berpengaruh dengan produksi petani. Tentu hal tersebut berimbas kepada komoditi sayur mayur, karena stoknya berkurang.

Bebera sayuran yang mengalami kenikan harga antara lain cesim. Sayuran ini awalnya hanya Rp 4.000 kilo gram menjadi Rp 7.000 per kilo. "Cabe hijau dan merah juga naik. Cabe hijau dari Rp 8.000 menjadi 14.000 per kilo. Sementara cabe merah keriting dari Rp 20.000 menjadi Rp 30.000 per kilo," jelasnya.

Kenaikan harga sayuran dikeluhkan pembeli. Musri (34) misalnya. Warga Debong Lor ini mengaku biasanya dengan uang Rp 60.000 bisa memperoleh 3 kilo gram cabe. Namun sekarang hanya bisa memperoleh 2 kilo gram.

"Saat saya beli mentimun juga kaget. Biasanya bisa dapat mentimun 2 kilog ram kini hanya bisa memperoleh 1 kilo gram saja dengan uang Rp 10.000."

Dia berharap ada upaya dari pemerintah menyikapi kondisi dimaksud. Sehingga harga sayuran dipasaran bisa kembali stabil dan daya beli masyarakat akan normal. (adi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tampung UKM Jatim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler