jpnn.com - JAKARTA - Pesatnya pertumbuhan bisnis dan jumlah penumpang di bandara Soekarno Hatta (SH) mulai menghidupkan kawasan di sekitarnya.
Ditopang peningkatan kebutuhan hunian dan perkantoran, harga tanah di sekitar gapura negara Indonesia ini melesat 600 persen dalam dua tahun.
BACA JUGA: Kejagung Garap Pejabat Dinas PU DKI Jakarta
Direktur PT Perkasalestari Utama (grup Intiland), Didik Riyanto, mengatakan dalam dua tahun terakhir memang mulai banyak pihak baru menyadari besarnya kebutuhan lahan di sekitar bandara SH sehingga sejak saat itu harganya merangkak naik.
"Sekarang harganya sudah Rp 10 juta per meter. Ini naik 600 persen dibandingkan dua tahun lalu saat kita mulai membangun di sini," ujarnya saat ground breaking apartemen Aeropolis Residence (AR) tahap tiga di Cengkareng, Tangerang, kemarin.
BACA JUGA: Kasus Perdata JIS Dianggap Sudah Mengarah ke Komersial
Kenaikan harga secara signifikan itu terjadi di sekitar proyek Aeropolis milik grup Intiland yang berjarak sekitar 500 meter dari pintu belakang bandara SH. Kenaikan harga yang sama juga terjadi di daerah sekitar pada radius yang tidak jauh berbeda dari bandara itu.
Kenaikan harga bukan karena "digoreng"? "Kenaikan harga tanah di sini memang asli, faktanya begini. Silakan dicek, di sini banyak secondary market," tegas pemimpin proyek Aeropolis ini.
BACA JUGA: PSK di Bawah Umur Semakin Marak di Bekasi
Didik mengatakan pihaknya memang sangat merasakan tingginya daya serap pasar properti di kawasan itu. Proyek Aeropolis yang dibangun sejak 2012 sudah menawarkan 4.598 unit properti terutama dari apartemen AR tahap satu dan AR tahap dua.
"Yang sudah terjual mencapai 4.281 unit atau hampir 93 persen. Kita sudah jual sebanyak itu hanya dalam dua tahun," akunya.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk (DILD) Archied Notopradono, mengatakan nilai investasi Aeropolis untuk sampai menggarap seluas 70 hektar atau tahap pertama mencapai Rp 10 triliun.
Luas lahan seluruhnya mencapai 105 hektar ditargetkan tuntas dalam 10 tahun. "Sejak develop dua tahun lalu sampai sekarang, penjualan dari proyek ini sekitar Rp 1 triliun," kata dia.
Pihaknya masih memelajari apakah akan membangun proyek sejenis di sekitar bandara internasional yang ada di kota lain di Indonesia atau tidak. "Tergantung pertumbuhan bandaranya dan ketersediaan lahan," ucapnya.
Wakil Presiden Direktur dan COO DILD, Suhendro Prabowo, menilai bandara paling maju setelah bandara SH adalah Juanda di Surabaya dan Kualanamu di Medan. "Tapi perlu waktu untuk sampai ke sana," pikirnya.
Sebaliknya, pertumbuhan bandara SH memang pesat. Data CAPA (Center of Aviation) mencatat bandara ini mengalami pertumbuhan trafik penumpang sebesar 19,4 persen pada 2011 atau tertinggi di dunia.
"Tahun ini diperkirakan ada 64 juta penumpang di bandara ini. Jumlah orang yang bekerja di industri terkait di bandara ini juga banyak sedangkan untuk pulang ke Jakarta mereka terhambat kemacetan lalu lintas. Jadi kebutuhan untuk tinggal di dekat bandara sangat tinggi terutama para pilot, flight attendant, ground crew, atau lainnya. Target kita menjual 12 ribu unit sampai pembangunan tahap akhir," ulasnya.
Berdasarkan data Airports Council International (ACI) 2012 bandara SH tercatat sebagai bandara paling sibuk ke Sembilan dengan 57,7 juta penumpang. Di urutan pertama adalah bandara Atlanta (AS) dengan 95,4 juta penumpang diikuti Beijing (81,9 juta penumpang), London (70,03 juta penumpang), Tokyo (66,7 juta penumpang), Chicago (66,6 juta penumpang), Los Angeles (66,3 juta penumpang), Paris (61,6 juta penumpang), dan Dallas (58,5 juta penumpang). Di bawah Jakarta atau urutan 10 adalah bandara Dubai (57,6 juta penumpang). (gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Ancam Ceraikan Gerindra, Wasekjen: Itu Kekanak-kanakan
Redaktur : Tim Redaksi