jpnn.com, JAKARTA - Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Disbun Provinsi Riau Defris Hatmaja mengatakan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Riau periode 20-26 Juli 2022 mengalami kenaikan.
Defris membeberkan harga TBS sawit kelompok umur 10-20 tahun menjadi Rp 1.650,92 atau naik Rp 141,54 per kilgram sebesar 9,38 persen dibandingkan harga seminggu sebelumnya Rp 1.509,38 per kilogram.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit di Daerah Ini Diprediksi Merangkak Naik
"Naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan kernel dari perusahaan yang menjadi sumber data," kata Defris di Pekanbaru, Selasa (20/7).
Menurutnya, untuk harga jual CPO, PTPN V menjualnya Rp 7.630,20 per kilogram dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 749,53 per kilogram dari harga minggu lalu.
BACA JUGA: Permudah Penyerapan Sawit Petani, Pemerintah Ingin Bangun Pabrik Berbasis Koperasi
Lalu, Sinar Mas Group menjual CPO dengan harga Rp 7.471,85 dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 522,04 per kilogram dari harga minggu lalu.
PT Astra Agro Lestari Group menjual CPO dengan harga Rp 7.470,00 per kilogram dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 871,00 per kilogram.
BACA JUGA: Sri Mulyani Hapus Pungutan, Ekspor Sawit Digas Yuk!
Asian Agri Group menjual CPO dengan harga Rp 6.842,55 per kilogram dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 368,92 per kilogram dari harga minggu lalu.
PT Citra Riau Sarana menjual CPO dengan harga Rp 7.560,00 per kilogram dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 553,50 per kilogram.
Selain itu, PT. Musim Mas menjual CPO dengan harga Rp 7.685,00 per kilogram sedangkan untuk harga jual Kernel, PTPN V, Sinar mas Group, CRS dan Musim Mas tidak melakukan penjualan pada minggu ini.
PT Astra Agro Lestari menjual kernel dengan harga Rp 4.504,50 per kilogram dan PT. Asian Agri menjual dengan harga Rp 4.152 per kilogram.
"Untuk harga CPO Rp 7.623,07 per kilogram dan harga kernel Rp 4.361,82 per kilogram," jelasnya.
Harga minyak sawit mentah CPO dipengaruhi oleh faktor eksternal dan melejit di sesi awal perdagangan pada Jumat (15/7).
Harga CPO sempat melonjak hampir lima persen karena kekhawatiran produksi CPO Malaysia berkurang setelah Indonesia membekukan rencana mengirim tenaga kerjanya ke Malaysia.
Diketahui, Malaysia sedang mengalami krisis tenaga kerja asing dan membutuhkan sebanyak 120 ribu pekerja untuk memproduksi CPO, di mana sebanyak 80 persen pekerja CPO di Malaysia merupakan pekerja asing yang mayoritas berasal dari Indonesia.
Selain itu, kenaikan pada harga CPO minggu ini dipicu kebijakan pemerintah Indonesia karena Indonesia merupakan produsen terbesar CPO dunia, maka kebijakan pemerintah sekecil apapun, tentunya akan berdampak pada pergerakan harga CPO dunia.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan tarif retribusi baru dan insentif sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor karena tangki penyimpanan penuh.
Insentif sementara berupa pajak ekspor nol persen ini dimaksudkan agar ekspor bisa mengalir sehingga tangki bisa cepat dikosongkan dan TBS sawit petani bisa terserap.
Indonesia juga akan meningkatkan kandungan bahan bakar berbasis minyak sawit dalam biodieselnya menjadi 35 persen dari 30 persen yang dikenal sebagai B35 yang akan dimulai pada 20 Juli agar sebagian dari kelebihan minyak dapat terserap. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul