jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menargetkan penyerapan 30.000 ton jagung untuk pakan bisa terealisasi dalam satu hari hingga dua hari ke depan. Menurut Budi Waseso, penyerapan jagung untuk pakan ternak sebanyak 27.000 ton sudah terealisasi per 27 Desember 2021.
"Kita tidak ada impor jagung. Tidak ada penugasan dari pemerintah untuk impor," ungkap Direktur Utama Perum Bulog Komjen (Purn) Budi Waseso dalam konferensi pers “Kecukupan Stok Beras Nasional Jelang Tahun Baru” di Jakarta, Selasa (28/12).
BACA JUGA: Bulog Serap 1,2 Juta Ton Beras Petani, Tak Perlu Impor, Stok Aman
Pak Buwas sapaan akrab Budi Waseso, mengatakan bahwa lonjakan harga telur ayam ras pada akhir 2021 akibat tingginya biaya pakan tidak terhindarkan. Diketahui akhir-akhir ini harga telur mengalami lonjakan harga hingga mencapai Rp 32.000 per kilogram.
"Kenaikan harga telur disebabkan karena harga pakan yang tinggi," ungkap mantan kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri itu.
BACA JUGA: Johan Dorong Bulog Tingkatkan Kemampuan Menyerap Gabah Petani
Sekretaris Perum Bulog Awaluddin Iqbal mengatakan penyerapan jagung dilakukan Bulog di empat wilayah sentra produksi jagung di Indonesia, di antaranya, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Dia memastikan jagung hasil penyerapan tersebut langsung disalurkan ke peternak maupun koperasi dengan harga Rp 4.500 per kilogram.
BACA JUGA: Harga Cabai, Minyak Goreng, Hingga Telur Melonjak, IKAPPI Beri Rapor Merah ke Pemerintah
Adapun harga kontrak pembelian Bulog sebesar Rp 6.250 per kilogram yang mencakup biaya distribusi sampai ke peternak.
"Selisih antara harga pasaran dan harga penjualan ke peternak akan dibiayai pemerintah sebagai subsidi ke peternak sasaran," ujar Awaluddin Iqbal. (mcr28/jpnn)
Redaktur : Boy
Reporter : Wenti Ayu