jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memprediksi akan ada harga keseimbangan baru pada komoditas telur dan daging ayam.
Hal itu diungkapkan Arief mengingat fluktuasi harga telur ayam maupun daging ayam.
BACA JUGA: Ada Kabar Baik soal Harga Telur Ayam, Alhamdulillah
Menurutnya, harga keseimbangan baru bisa terjadi karena adanya kenaikan biaya pokok produksi yang membebani produsen.
"Harga telur dan ayam broiler tidak terlepas dari struktur biaya yang membentuk harga di tingkat hilir,” kata Kepala NFA Arief, di Jakarta, Jumat.
BACA JUGA: Harga Telur Mencekik, Pedagang Menjerit, Mengkhawatirkan
Arief mencontohkan mekanisme kenaikan harga dengan naiknya harga DOC (Day Old Chick) yang sebelumnya Rp 5.000 saat ini sampai Rp 8.000 per ekor. Harga jagung dulu Rp 3.150 per kilogram saat ini Rp 5.000 per kilogram.
Sebelumnya, bahkan sampai di atas Rp 6.000 per kilogram.
“Oleh karena itu, tugas kita bersama menjaga kewajaran harga di tiga lini, yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen sesuai arahan Bapak Presiden,” ujarnya lagi.
NFA telah mengeluarkan regulasi yang mengatur kenaikan harga acuan melalui Perbadan 5 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengatasi disparitas harga produksi dan harga jual ayam di pasaran.
Arief menyebut pada Januari 2023, peternak ayam dan ayam petelur sudah banyak merugi dan tutup, karena tidak sesuainya biaya produksi dengan harga jualnya.
“Tentu kita tidak ingin para produsen ini berhenti berproduksi, sebab ketika peternak berhenti berproduksi maka neraca akan defisit kita tidak dapat memenuhi kebutuhan protein dari unggas dari produksi dalam negeri. Ini yang kita hindari,” katanya pula.
Lebih lanjut Arief mengungkapkan dalam menjaga keseimbangan harga tersebut, pihaknya melakukan sejumlah langkah strategis dan menyeluruh dari aspek hulu hingga hilir.
Selain mengeluarkan regulasi terkait harga acuan, NFA juga mendorong stabilitas pasokan melalui Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) jagung pakan dari daerah surplus di wilayah Sumbawa dan Dompu, Nusa Tenggara Barat ke daerah sentra peternak di Blitar dan Kendal.
Adapun berdasarkan panel harga pangan NFA, dalam sepekan terakhir (14-21 Juli 2023) harga rata-rata nasional daging ayam ras di tingkat produsen stabil Rp 23.880 per kilogram, telur ayam ras turun sekitar 0,34 persen rata-rata Rp 26.570 per kilogram dan jagung pipilan kering mengalami penurunan 0,21 persen rata-rata Rp 4.800 per kilogram.
Sementara itu di tingkat konsumen daging ayam ras mengalami penurunan 0,53 persen dengan rata-rata Rp 37.400 per kilogram telur ayam ras turun sekitar 0,36 persen rata-rata Rp30.780 per kilogram, dan jagung pipilan kering mengalami penurunan 0,16 persen rata-rata Rp 6.300 per kilogram. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul