Harga Tiket Pesawat Mahal karena Diduga Ada Permainan Kartel

Rabu, 30 Januari 2019 – 03:30 WIB
Ilustrasi pembelian tiket pesawat. Foto: Muhamad Ali/Jawa Pos

jpnn.com, BATAM - Harga tiket pesawat yang mahal menjadi perhatian dari pengusaha dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Batam.

Plt Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid mengatakan harga tiket pesawat yang mahal tidak terlepas dari berkurangnya jumlah maskapai yang beroperasi di Indonesia.

BACA JUGA: Jumlah Penumpang Pesawat Menyusut juga karena Tol Trans Jawa?

"Ketika jumlah maskapai berkurang, maka pasar penerbangan di Indonesia mulai beralih. Kalau sebelum ini, pasarnya kompetitif jadi beralih ke oligopoli," paparnya, Senin (28/1).

Dalam pasar oligopoli, ada kecenderungan terbentuknya kartel. "Kartel ini semacam kesepakatan antar maskapai untuk sama-sama menaikkan harga agar memaksimalkan keuntungan yang mereka dapat. Kartel ini dilarang dan KPPU juga tengah menyelidiki kemungkinan adanya kartel ini," ujarnya.

BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, Garuda Akui Terjadi Penurunan Jumlah Penumpang

Kenaikan harga tiket pesawat ini harus menjadi perhatian pemerintah karena berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. "Dampak dari mahalnya harga tiket pesawat ini akan menimbulkan dampak mematikan bagi banyak sektor usaha terutama UKM dan pariwisata," paparnya.

Dengan mahalnya tiket pesawat, turis lokal dan mancenegara akan berpikir ulang untuk melakukan perjalanan dalam negeri, kecuali kalau urusannya mendesak.

BACA JUGA: Tiket Mahal Bagasi Berbayar, Wisatawan Ogah Beli Oleh - Oleh

"Untuk berwisata, mungkin masyarakat akan memilih berwisata ke luar negeri daripada domestik. Akibatnya, aktivitas di destinasi wisata, tingkat hunian hotel, penjualan souvenir oleh-oleh, usaha traval akan menurun dan banyak dampak merugikan lainnya," tegasnya.

Kenaikan harga tiket pesawat yang dibarengi dengan kebijakan bagasi berbayar juga membuat aktivitas jual beli online terpukul."Ujung dari semua ini adalah tekanan terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Inflasi akan terkerek naik dan pertumbuhan ekonomi nasional akan tertekan," paparnya.

"Maka dari itu, pemerintah harus cepat mencarikan solusi agar harga tiket pesawat normal lagi seperti semula," katanya.

Di tempat lain, KPPU Batam melakukan penelitian tentang mahalnya harga tiket pesawat ini. Kemudian menyuplai datanya ke KPPU Pusat yang tengah menyelidiki adanya dugaan permainan kartel terhadap harga tiket pesawat dan kenaikan harga jasa kargo udara. 

"Kita sama dengan KPPU pusat melakukan penelitian tentang tiket di Batam. Kita sampaikan ke pusat bahwa harga masih tinggi dan beberapa maskapai juga ikut mengurangi rute penerbangan ke Batam," kata Ketua KPPU Batam, Akhmad Muhari.

KPPU Batam belum bisa memastikan apakah jumlah penerbangan berkurang karena penurunan jumlah penumpang atau karena ada faktor yang lain. "Ini yang tengah kami teliti," ujarnya.

Di Indonesia, Akhmad mengatakan ada dua pemain besar di dunia maskapai penerbangan yakni grupnya Garuda yang terdiri dari Citylink dan Garuda dan grupnya Lion. Dan kedua-duanya serentak menaikkan harga tiket dan juga menerapkan bagasi berbayar seperti yang telah diatur dalam Pasal 22 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 185 Tahun 2015 tentang standar pelayanan penumpang kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri.

Karena fakta tersebut, KPPU Pusat menduga ada permainan kartel yang melakukan praktik oligopoli. Dalam melakukan penyelidikannya, KPPU Pusat telah memanggil sejumlah pihak terkait seperti dari maskapai penerbangan yang bersangkutan.

Aksi tersebut kemudian diteruskan agar dilakukan di KPPU setingkat daerah seperti di Batam untuk mengumpulkan data komprehensif supaya kesimpulan bisa dicapai."Meskipun mahal, tapi harga tiket masih berada di antara batas tarif atas dan bawah," ucapnya.

Sedangkan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Batam, Fachri Agusta mengatakan kenaikan harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar merupakan permintaan pengusaha kepada pemerintah. Dan pemerintah pun menyetujui.

Dia menyarankan agar masyarakat mengurangi perjalanan lewat udara saja. Tujuannya agar maskapai penerbangan mengevaluasi kenaikan harga tiket yang ternyata tidak bersahabat."Kurangi saja perjalanan. Itu lebih baik untuk menyikapi kenaikan tersebut," paparnya.(leo)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terkait Harga Tiket Pesawat, ini Kata Dirjen Udara


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler