jpnn.com, BANJARMASIN - Naiknya harga tiket pesawat yang dibarengi kebijakan sejumlah maskapai penerbangan menerapkan bagasi berbayar, diprediksi bakal memukul sektor pariwisata.
Wakil Ketua DPD Asita (Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies) Kalsel, Sumedi menyampaikan, selain mengurangi pendapatan pengusaha biro perjalanan, mahalnya biaya berpergian juga mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai daerah.
BACA JUGA: Tiket Mahal, Bagasi Berbayar, Jumlah Penumpang Turun Drastis
"Aktivitas orang ingin berwisata sangat dipengaruhi oleh biaya. Jika tinggi, tentu orang akan berfikir ulang atau sedikit memperhatikan untuk kegiatan berwisatanya," ucapnya.
BACA JUGA: Kaget Harus Bayar Bagasi Rp 884 Ribu, Ada yang Bongkar Tasnya
BACA JUGA: Bagasi Berbayar, Penumpang Minta Sopir Taksi Antar Pulang Barang
Apalagi dihapusnya bagasi gratis. Menurutnya, itu akan mengurangi minat wisatawan untuk membeli produk usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM.
BACA JUGA: Tiket Pesawat Masih Mahal, saat Bersamaan Bagasi Berbayar
Penumpang di bandara. Ilustrasi Foto: Sutrisno/Radar Banjarmasin/JPG
"Wisatawan berpikir panjang membeli dalam jumlah banyak oleh-oleh hasil produk UMKM, lantaran bakal membayar bagasi mahal. Hal itu tentu berdampak negatif pada sektor UMKM tersebut," tambahnya.
BACA JUGA: Calon Penumpang Lion Air Wajib Tahu: Bukan Hanya Bagasi Berbayar
Oleh karena itu, sebagai pemberi jasa perjalanan, pihaknya meminta pemerintah mempertimbangkan dan memperhatikan hal-hal tersebut terkait peningkatan kunjungan wisatawan.
"Kami promosi ke sana kemari tidak akan berdampak maksimal tanpa didukung kebijakan yang memudahkan," pungkasnya. (ris/by/bin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Maskapai Sulit Turunkan Harga Tiket Pesawat
Redaktur & Reporter : Soetomo