MEDAN-Hari ini (1/5) sebagai Hari Buruh Internasional, rencananya ribuan buruh yang tergabung dalam Dewan Buruh Sumatera Utara (DBSU) akan turun ke jalan dan memblokir akses Jalan menuju Bandara Polonia. Rencananya ribuan buruh ini akan melumpuhkan penerbangan dari Bandara Polonia Medan.
Tiga titik yang masuk dalam kategori pelumpuhan akses Jalan menuju Bandara tersebut yakni Simpang Jalan Mustang dengan Jalan Juanda tepatnya dibelakanga Hotel Pardede, Simpang Jalan Juanda dengan Jalan Letda Sudjono dan Jalan Mustang tepatnya didekat Runwai Bandara Polonia Medan.
Dalam aksi itu, ribuan massa tidak hanya berasal dari kalangan buruh, namun juga dari kalangan mahasiswa, petani, kaum miskin kota dan nelayan serta beberapa gabungan Lembaga Bantuan Hukum dan NGO.
Bambang Hermanto dari SBSI 92 kepada sejumlah wartawan mengatakan, aksi massa yang bertajuk "Pesta Pora" itu akan dilakukannya dengan aman damai dan tertib walau akses dari dan menuju bandara diblokir dan ditutup oleh massa aksi."Kita upayakan dengan tertib, aman dan damai walau ada pemblokiran Jalan di beberapa titik namun kita tidak akan berbuat anarkis kecuali..."ujarnya.
Dikatakannya, Pesta Pora memperingati hari kebesaran para pekerja itu dilakukannya untuk menyentuh para pejabat dan pemimpin negara yang cenderung mengambil kebijakan tanpa memikirkan bagaimana nasib Buruh, Petani dan Mahasiswa."Kenapa kita aksi ke bandara? kenapa Kita tidak melakukan aksi ke gubernur? Itu karena banyaknya persoalan di tengah-tengah masyarakat yang belum teselesaikan, agar Presiden mengetahui dan dunia internasional juga mengetahui bahwa segudang masalah di Sumatera Utara ini belum dapat diselesaikan oleh gubernurnya yakni Gatot Pujo Nugroho," katanya.
Dijelaskannya, beberapa persoalan yang paling mengemuka selain persoalan korupsi di Sumut ini yakni persoalan tanah yang cenderung mengorbankan para petani dan persoalan upah buruh yang tidak layak, kesehatan dan pendidikan yang semakin carut marut dan semakin mahal.
"Oke, kita kesampingkan dulu persoalan Korupsi, nah persoalan Tanah seperti di Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas) di Kelurahan Sari Rejo Medan, kasus Tanah Durin Tonggal yang tergabung dalam Kelompok Tani Arih Ersada Aron Bolon (AEAB) dan beberapa persoalan tanah lainnya di Sumatera Utara ini,"Jelasnya.
Untuk itu, tambahnya, pada momen May day (Hari ini-red) DBSU akan menumpahkan massanya untuk turun ke Jalan. "Ini upaya maksimal kita nanti, dalam kesempatan ini kami meminta kepada aparat kepolisian agar tidak melakukan tindakan provokasi kepada massa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi pada tanggal 26 april lalu, "tambahnya.
Polda Sumut telah menyiapkan 1/3 kekuatan dari jumlah personil yang ada di Polda Sumut jajarannya untuk mengamankan aksi unjuk rasa "May Day" yang direncanakan akan turun 5.000 massa, hari ini. Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso mengatakan 1/3 kekuatan personil atau sekitar 6.000 personil. "Semuanya sudah ditempatkan di sejumlah titik yang akan dilalui massa," terangnya, Kemarin.
Heru menjelaskan untuk pengamanan khusus Bandara Polonia, pihaknya menurunkan 7 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau sekitar 700 personil. "Kalau kekuatannya itu di masing-masing lokasi berbeda. Kalau di kantor DPRD Sumut 2 SSK atau 200 personil lebih, di kantor Gubsu 3 SSK, DPRD Kota Medan 1 SSK, Bundaran majestik juga disiapkan 2 Satuan setingkat pleton (SST), di Lapangan Merdeka 2 SSK. Dan di bandara Polonia yang merupakan objek vital, maka kekuatan lebih banyak, ada sekitar 7 SSK. Di Kantor BPN ada 1 SSK, di Disnaker 1 SSK, di Pengadilan Negeri 2 SST," urainya.
Namun, saat di Bandara Polonia, jika massa tetap memaksa ingin masuk ke lokasi Bandara Polonia, pihaknya akan melakukan tindakan tegas terhadap massa. "Sesuai dengan Protap akan kita tindak tegas massa tersebut," tuturnya.
Sebelumnya, polisi telah menghimbau kepada massa untuk tidak memasuki bandara Polonia. "Sudah ada security barier, kendaraan water canon, baracuda yang disiapkan di bandara untuk mengantisipasi masuknya massa,"pungkasnya.
Pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan TNI. "Sudah kita lakukan koordinasi, on call. Bisa berjaga di komando, bisa juga dibarisan belakang polisi," katanya.
Petugas pemadam kebakaran juga dilibatkan dalam mengantisipasi massa aksi saat berunjuk rasa. "Sifatnya hanya membantu, jika memang diperlukan sekali saat aksi," tambahnya.
Mantan Wadir Lantas Polda Sumut ini menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melintas di daerah yang dilakukannya aksi. "Jadi ada jalan khusus yang sudah disiapkan untuk itu. Itu masalah teknis kita, termasuk jalan bagi calon penumpang ke bandara," ujarnya. Meskipun ada juga massa buruh yang berasal dari Deliserdang, Belawan, dan daerah lainnya tetap akan dipantau dijaga.(gus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penderita AIDS Didominasi Perempuan Muda
Redaktur : Tim Redaksi