Hari Ini Masjid Istiqlal tak Gelar Salat Idul Adha, Ini Penjelasan Imam Besar

Rabu, 23 September 2015 – 09:14 WIB
Shalat berjamaah. Foto ilustrasi.dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Warga Muhammadiyah hari ini sudah melaksanakan salat hari raya kurban. Sementara besok (24/9) giliran pemerintah dan warga Nahdlatul Ulama (NU).

Meskipun di Indonesia bakal ada dua kali pelaksanaan salat Idul Adha, pengelola masjid nasional Istiqlal memastikan hanya melaksanakan salat Idul Adha pada 24 September.

BACA JUGA: Salat Idul Adha Dua Kali, Jangan Disikapi Berlebihan ya...

"Patokan kami adalah keputusan pemerintah," kata Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub.

Ali Mustafa menjelaskan meskipun masjid itu adalah milik umat, tetapi dia menuturkan tidak bisa mengakomodir keputusan di luar pemerintah. Dia menuturkan kemarin (23/9) juga ada ormas Islam yang sudah melaksanakan salat Idul Adha.

BACA JUGA: Wahai Para PNS...Bila Tak Mau Dianggap Mundur, Perhatikan Pengumuman Ini

"Jika semua keputusan ormas-ormas Islam diakomodir Istiqlal, salat Idul Adhanya bisa berkali-kali,"  tuturnya. Sebab saat ini di Indonesia setidaknya ada sembilan macam patokan penetapan hari-hari besar Islam.

Pemerintah menggunakan rukyah atau mengamati hilal (bulan muda). Sedangkan Muhammadiyah menggunakan metode hisab (perhitungan) untuk mengetahui tinggi hilal. Selain itu Ali Mustafa juga mengatakan ada penetapan hari besar Islam berdasarkan kehendak ketua ormasnya.

BACA JUGA: Kemenhub: Laporkan Pelanggaran, Giliran Disuruh Tanda Tangan Kok Ogah

"Masjid Istiqlal menggunakan pedoman MUI (Majelis Ulama Indonesia, red)," tuturnya. Dalam pedoman MUI itu disebutkan bahwa regulator pembuat keputusan hari-hari besar Islam di Indonesia adalah Kemenag.

Sesuai jadwal imam salat Idul Adha di Istiqlal adalah Hasanuddin Sinaga dan bertindak selaku khatib adalah guru besar UIN Jogjakarta Prof Amin Abdullah. Data hewan kurban yang terkumpul di Istiqlal hingga kemarin sore adalah 12 ekor sapid an 14 ekor kambing.

Ali Mustafa mengatakan masyarakat penerima daging hewan kurban tidak perlu menumpuk atau mendatangi Istiqlal. Sebab setelah disembelih di tempat pemotohan hewan Istiqlal, dagingnya akan didistribusikan ke pos-pos yang sudah ditetapkan di penjuru Jakarta Pusat. "Pos itu ada masjid, panti asuhan, dan titik strategis lainnya," katanya.

Dia berharap skema pembagian daging kurban tidak sampai mengundang masyarakat ke masjid atau musala. Tujuannya adalah menekan potensi keributan karena orang berdesak-desakan. (wan/dyn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementerian LHK Bekukan Izin 4 Perusahaan Perkebunan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler