jpnn.com, JAKARTA - Banyaknya jumlah kasus pasien Covid-19 turut berimbas pada naiknya tingkat kematian.
Tingginya angka kematian pasien Covid-19 ini pun sangat dirasakan oleh para penggali makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
BACA JUGA: Menteri Agama Fachrul Razi Positif COVID-19, Kondisinya...
Adang, salah satu penggali makam bercerita, saban hari ia kerap melayani puluhan ambulans yang berisikan jenazah terinfeksi Covid-19.
"Untuk hari ini saja sudah tercatat 28 orang (jenazah). Sedangkan ambulans yang datang hingga sore ini baru sekitar 20-an," ujar Adang saat ditemui JPNN.com di TPU Pondok Ranggon, Senin (21/9).
BACA JUGA: Dentuman di Pasar Minggu Jaksel Terdengar Sangat Keras, Warga Sampai Keluar Rumah
Rata-rata, Adang mengaku bahwa ambulans yang datang ke TPU tersebut berjumlah hingga 20-an mobil tiap harinya.
"Yang paling ramai itu minggu lalu. Kami kedatangan jenazah hingga 40 orang. Bayangkan saja, kalau sore ini yang masuk baru 20 jenazah, bagaimana 40," paparnya.
BACA JUGA: Jenderal Andika Sebut Ada 425 Catar Akmil Ikuti Pendidikan Perwira TNI AD
Ia menambahkan, pekerjaannya saat ini memang tak dibatasi waktu. Bahkan, ia pernah bekerja larut hingga pukul 22.00.
"Kami di sini kerja dari jam 7 pagi. Kalau memang jenazah masih masuk ke TPU, ya kami tetap di sini. Enggak pulang. Malahan pernah kami pulang sampai jam 10 malam," ujarnya.
Padatnya pekerjaan tersebut memang sudah dirasakan sejak awal mula masuknya Covid-19 ke Indonesia pada Maret 2020 lalu.
Namun, pergerakan mulai melambat saat memasuki momen puasa dan lebaran, tepatnya pada bulan Mei hingga Juni.
"Waktu itu jenazah yang dikuburkan di sini rata-rata delapan orang. Jarang banget kalau sampai sepuluh orang," paparnya.
Sayang, Adang dan para penggali kubur lain harus kembali bekerja ekstra di bulan selanjutnya.
Juli 2020 mengharuskan Adang dan kawan-kawan untuk kembali bekerja esktra. Di bulan tersebut, mereka selalu kedatangan ambulans hingga 20-an per harinya.
"Karena memang ini tugas kami, ya apa boleh buat kan. Tetap harus dilayani. Anggap saja sebagai aksi kemanusiaan," pungkasnya. (mcr4/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Dicky Prastya