Hari Ini, Silangit Mulai Layani Penerbangan Internasional

Sabtu, 28 Oktober 2017 – 14:22 WIB
Pesawat milik Garuda Indonesia saat mendarat di Bandara Silangit, Tapanuli Utara. Foto: Sumut Pos/JPNN

jpnn.com, TAPUT - Bandara Silangit di Siborong-borong, Tapanuli Utara, mulai hari ini resmi melayani penerbangan internasional.

“Hari ini, 28 Oktober 2017 bakal menjadi hari bersejarah bagi dunia pariwisata Danau Toba,” ujar Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Dr Hj Nurhajizah Marpaung meyambut baik peresmian penerbangan intenasional di Bandara Silangit ini.

BACA JUGA: BOPDT Akan Promosikan Danau Toba di ITB Asia 2017 Singapura

Adalah maskapai nasional Garuda Indonesia menjadi yang pertama melayani penerbangan Silangit-Singapura tersebut.

Hal ini akan menjadikan kawasan pariwisata Danau Toba semakin maju dan berkembang dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung menggunakan transportasi udara dari Singapura.

BACA JUGA: Kinerja Garuda Terdongkrak, Laba Bersih Melonjak

“Kita akan membuka penerbangan internasional ke Silangit. Artinya, wisatawan mancanegara akan dengan mudah mengakses Danau Toba melalui penerbangan internasional,” sebutnya kepada wartawan, Jumat (27/10).

Menurutnya banyak lokasi wisata yang bisa dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman) setelah mendarat di Bandara Internasional Silangit.

BACA JUGA: Bandara Silangit Diharapkan Bisa Tingkatkan Pariwisata

Mengingat ada tujuh kabupaten yang mengelilingi Danau Toba degan objek wisata baik alam hingga kekayaan budaya.

Karena itu pula, dirinya berharap seluruh masyarakat memberikan dukungan untuk pengembangan pariwisata di Sumatera Utara ini.

Bahkan menurutnya, tidak hanya kawasan sekitar Danau Toba, beberapa tempat yang juga dapat dihubungkan dengan danau supervolvcano seperti Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Sehingga pariwisata Sumut bisa lebih baik setelah akses transportasi ke daerah tersebut lebih mudah.

“Tinggal kita seperti apa mengelola kawasan ini dengan baik. Bagaimanapun dukungan masyarakat terhadap pengembangan wisata di Danau Toba, adalah untuk seluruh masyarakat. Sehingga segala aktivitas yang dilakukan, paradigmanya sudah berubah, untuk kepentingan pariwisata,” sebutnya.

Apalagi lanjut Nurhajizah, saat ini pihaknya tengah memperjuangkan Geopark Kaldera Toba mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai taman bumi yang harus dipelihara kelestariannya. Dengan begitu, perhatian untuk mengelola kawasan ini tidak hanya ada di Indonesia saja, tetapi juga di dunia.

“Kita mau memperjuangkan Geopark Kaldera Toba ini. Selain itu kita juga ditarget mendatangkan 1 juta wisman hingga 2019. Karena itu tergantung kita, apakah mau mendukung pengembangan ini atau tidak,” sebutnya.

Dirinya juga berharap, dengan dibukanya penerbangan internasional di Bandara Silangit, sikap sadar wisata, dan sadar lingkungan di masyarakat juga semakin baik. Satu di antaranya dengan tidak menjadikan budidaya ikan kerambah sebagai mata pencaharian.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi V DPR Sigit Sosiantomo dalam kunjungan kerjanya saat meninjau Bandara Silangit, belum lama ini, berharap keberadaan Bandara Silangit sebagai bandara kategori internasional bisa menjadi percontohan prasarana penunjang untuk meningkatkan sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

“Kita tahu masyarakat khususnya wisatawan lokal maupun mancanegara cukup tinggi di sini. Kita berharap dengan dibukanya rute internasional akan menambah frekuensi wisatawan asing,” kata Sigit Sosiantomo.

Menurut Sigit, ada dua kategori terkait wisatawan asing. Pertama, wisatawan asing yang banyak membelanjakan uangnya tetapi dampak sosialnya rendah seperti halnya wisatawan-wisatawan kelas atas. Namun yang perlu diantisipasi adalah wisatawan kategori backpacker.

“Belanjanya sedikit tapi dampak sosialnya besar misalnya dia tidur di rumah-rumah warga yang mana mereka beda dengan kita, kehadirannya dikhawatirkan mencemari budaya-budaya kita,” ujarnya.

Soal Bandara Silangit, Sigit juga meminta agar ada koordinasi yang aktif antara Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dengan Kementerian Perhubungan.

“Jangan sudah ada bandara internasional, tapi aksesnya masih minimalis seperti lebar jalannya masih empat setengah meter. Ini yang perlu kita sinergikan lagi,” katanya.

Sigit menambahkan kalau dalam enam bulan ini tidak ada penerbangan rutin regular ke bandara ini, bukan tidak mungkin status Silangit sebagai bandara internasional akan dicabut.

“Tinggal nanti progresnya bagaimana, kita lihat ke depan mudah-mudahan dengan diberi target enam bulan untuk melengkapi diri membangun jaringan komunikasi dan seterusnya dapat tercapai dan targetnya itu tentunya juga untuk kesejahteraan masyarakat dan bisa juga mengembangkan ekonomi lokal,” katanya.

Sementara itu GM Bandara Silangit mengatakan, status sebagai bandara internasional sudah didapat sejak 8 Sepetember 2017 yang lalu dan sudah diputuskan Menteri Perhubungan untuk mempersiapkan bandara ini guna mendukung program pemerintah terutama dalam kegiatan pariwisata.

“Kita ini inline dan sudah kita persiapkan dengan baik hal-hal yang berkaitan seperti x-ray sudah double camera. Termasuk di bea cukai dan imigrasi juga sedemikian rupa sudah kita persiapkan dengan bahkan sama dengan bandara yang ada di Soekarno-Hatta,” katanya.

Namun, ketersediaan ruangan penumpang menjadi agak kecil karena memang sebelumnya tidak untuk kategori internasional.

“Yang pasti sejauh ini kita masih bisa mengantisipasi jumlah penumpang internasionalnya untuk tanggal 28 Oktober mendatang termasuk 96 orang penumpang dari Singapura yang akan datang yang akan kita layani dengan sangat baik,” kata dia. (bbs/bal/adz)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi V DPR Tinjau Kondisi infrastruktur Kabupaten Taput


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler