Hari Kanker Sedunia, MPR Minta Penderita dan Penyintas Diberi Perawatan dan Edukasi

Jumat, 04 Februari 2022 – 17:47 WIB
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Menatap Ekonomi Indonesia 2022 yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 pada Rabu (19/1). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Penderita dan penyintas kanker harus diberi perawatan dan edukasi yang seluas-luasnya demi keberlangsungan hidup mereka.

"Kanker masih menjadi salah satu penyakit yang paling berbahaya dan 

BACA JUGA: Lomba Stand Up Comedy Kritik Bamsoet dan MPR Siap Digelar, Catat Waktunya

mematikan. Karena itu, perlu pemahaman sejak dini untuk mengatasi ketakutan terhadap kanker," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.

Hal itu dikatakan Lestari dalam sambutannya pada webinar saat memperingati Hari Kanker Sedunia bertema Ayo Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV dan Deteksi Dini Sekarang Juga.

BACA JUGA: MPR RI Minta Pemerintah Perhatikan Kelompok Rentan di Tengah Lonjakan Kasus Omicron

Acara itu diselenggarakan atas kerja sama Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Cancer Information dan Support Center (CISC), Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS), dan MSD (Merck&Co Inc) Indonesia pada Jumat (4/2).

Tahun ini, peringatan Hari Kanker Sedunia mengusung kampanye 2022-2024 Close The Care Gap.

BACA JUGA: MPR dan BPIP Sosialisasikan Empat Pilar lewat Lagu hingga Novel

Rerie, sapaan akrab Lestari, menuturkan bahwa tema ini mengajak semua elemen masyarakat yang peduli untuk kampanye mengurangi celah perawatan pada penderita dan penyintas kanker di masa pandemi ini.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berpendapat, tantangan bagi penderita dan penyintas tak hanya tahapan perawatan yang dilewati selama pandemi.

Namun, upaya kampanye juga dilakukan untuk membangun kesadaran tentang bahaya kanker, khususnya serviks dan payudara.

Kesadaran mengenai berbahayanya kanker, ujar Rerie, bukan untuk menakuti diri, justru agar masyarakat memahami bahwa memutus sel kanker tumbuh dan menyebar adalah upaya yang bisa dilakukan.

Berdasarkan data Globocan, di Indonesia, sejak 2018, tercatat angka kanker serviks meningkat hampir 15 persen.

Menurut dia, inisiatif para pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam memulai kampanye agar masyarakat segera melakukan deteksi dini dan vaksinasi HPV untuk mencegah meningkatnya penderita kanker serviks di tanah air.

Semakin banyak yang dijangkau, ujar Rerie, semakin tinggi pula tingkat pemahaman masyarakat tentang kanker.

Dengan begitu, setiap masyarakat terdorong untuk melakukan deteksi dini.

"Apa pun bahayanya kanker, tugas kita adalah merayakan kehidupan. Merayakannya dengan mempertahankan dan merawat kehidupan dimulai lewat kampanye untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker," tandasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler