jpnn.com, ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Kanselir Jerman Olaf Scholz berdiskusi terkait invasi Rusia di Ukraina yang telah memasuki hari ke-19.
Kedua negara itu berupaya untuk mewujudkan gencatan senjata.
BACA JUGA: Rusia Bunuh 500 Warga Sipil di Ukraina, Senjata China Ikut Berkontribusi?
Turki sebagai anggota NATO yang berbatasan dengan Rusia dan Ukraina di Laut Hitam memiliki hubungan baik dengan kedua negara yang berkonflik.
Dengan begitu, Erdogan menyuarakan dukungan untuk Ukraina tetapi menentang sanksi terhadap Rusia.
BACA JUGA: Ukraina Gunakan AI Canggih Buatan Amerika, Tentara Rusia Tak Mungkin Lolos
"Selain hubungan bilateral, pertukaran pandangan ini diharapkan bisa memunculkan isu-isu regional dan internasional, terutama hubungan Ukraina dan Turki-Uni Eropa," kata Kantor Kepresidenan Turki, dikutip dari Reuters, Senin (14/3).
Pemerintah Turki mengaku siap memfasilitasi negosiasi damai antara Ukraina dan Rusia dengan syarat gencatan senjata dan operasi koridor kemanusiaan.
BACA JUGA: Rusia Menuju Kebangkrutan, Akankah Krisis Moneter Global Terjadi Lagi?
Saat ini, masih ada warga Turki yang terjebak di kota-kota yang terkepung pasukan Rusia.
Untuk itu, pemerintah Turki meminta bantuan Rusia untuk mengevakuasi warganya sambil mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Ukraina. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kali Ini Negosiator Ukraina Memuji Perwakilan Rusia, Kok Bisa?
Redaktur : Adil
Reporter : Dea Hardianingsih