Hari Musik Nasional, Anang Hermansyah Punya Harapan Seperti ini

Rabu, 09 Maret 2022 – 13:18 WIB
Anang Hermansyah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Musikus Anang Hermansyah mengungkapkan pemikirannya tentang perkembangan musik di Indonesia, bertepatan dengan hari Musik Nasional.

Suami Ashanty itu menilai, pertumbuhan kemampuan serta karya musisi Indonesia tak kalah bersaing dengan negara lain.

BACA JUGA: Diserbu Haters, Wanda Hamidah: Berharap Saya Kena Mental, Kali ini Kalian Salah Orang

"Tidak pernah turun tensi dari seniman Indonesia, baik di tradisional, maupun kontemporer musik," kata Anang, saat dihubungi JPNN.com, Selasa (8/3), malam.

Namun, menurutnya, Indonesia harus segera melek akan kebutuhan teknologi untuk membangun industri musik lebih maju. Salah satunya, yakni pengembangan teknologi blockchain.

BACA JUGA: Mengapa 9 Maret jadi Hari Musik Nasional? Tanggal Lahir WR Supratman jadi Perdebatan

Demi menyokong para musisi, Anang menyarankan agar infrastruktur teknologi blockchain di Indonesia dikebut.

Blockchain merupakan teknologi yang digunakan sebagai bank data secara digital. Biasanya identik dengan uang digital atau kriptografi.

Namun, ada banyak sektor yang bisa memanfaatkan perkembangan teknologi ini, salah satunya musik.

Anang menilai, blockchain merupakan tawaran teknologi yang menguntungkan para musisi.

"Jadi ini menjadi wajah baru. Seharusnya Indonesia segera menyiapkan infrastruktur untuk teknologi canggih, ini," terang Anang.

Anang menjelaskan blockchain dapat memudahkan para musisi, terutama pencipta lagu.

Pasalnya, dalam pasar blockchain, ayah Aurel Hermansyah itu menjelaskan, para musisi bisa langsung melakukan transaksi jual-beli musik tanpa perantara.

Pola kerja blockchain memang meniadakan adanya intermediate atau penghubung, antara musisi dan pasar.

Artinya, royalti yang didapat dari penjualan musik pun lebih besar, karena langsung masuk ke kantong musisi.

Selain itu, musisi juga dapat berinteraksi langsung dengan para pendengar lagunya.

"Yang paling menarik adalah pemusik dapat berkomunikasi langsung dengan penikmat, tidak ada perantara, bahwa itu yang bakal lebih sehat ke depan," turur Anang.

Menurutnya, industri musik dunia saat ini tengah berbondong-bondong mengembangkan teknologi blockchain.

Anang menilai, dengan sistem dalam blockchain, musisi Indonesia akan lebih bebas dalam berkarya.

Mengingat, pasar blockchain biasanya tidak terpusat pada satu negara saja, tetapi seluruh dunia.

"Kalau misalnya mengikuti perkembangan musik saat ini, dengan adanya blockchain. Sudah benar-benar mendisubsi industri musik dunia," beber Anang.(mcr31/jpnn)


Redaktur : Yessy
Reporter : Romaida

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler