Hari Terakhir Foke Diiringi Tanjidor dan Tangisan

Jumat, 05 Oktober 2012 – 21:50 WIB
JAKARTA - Jumat (5/10) sore sekitar pukul 16.30 WIB, ratusan pegawai Pemprov DKI Jakarta berkerumun di depan halaman Balai Agung DKI Jakarta. Mereka berkumpul menanti dengan tidak sabar keluarnya sesosok pria yang telah memimpin mereka selama 5 tahun terakhir.

Sosok berkumis yang dinanti mereka yakni Gubernur Jakarta periode 2007-2012, Fauzi Bowo. Hari ini adalah hari terakhir Foke berkantor di Balai Kota. Minggu (7/6) besok, insinyur jebolan universitas Jerman ini akan mengakhiri masa jabatannya.

Setengah jam ditunggu, akhirnya Fauzi keluar dari dalam Balai Agung didampingi para petinggi Pemprov DKI. Mengenakan kemeja batik coklat dan peci hitam, pria yang tak suka dipanggil Foke itu melambaikan tangan kepada anak buahnya. Kemunculan sang gubernur pun disambut tepuk tangan meriah dari para pegawai dan musik dari grup tanjidor yang memainkan lagu berirama ceria.

Kemeriahan musik ditambah dengan pertunjukan tari kontemporer enerjik yang membuat suasana seperti pesta pora dan bukan perpisahan. Ditambah lagi senyuman lebar Fauzi yang terus mengembang, meski tidak terlihat jelas tertutup kumis tebalnya.

Bahasa tubuh Fauzi pun tidak memperlihatkan kesedihan. Ia terus melambaikan tangan sambil sesekali mengacungkan jempol ke arah gerombolan anak buahnya dan para pengisi acara.

Ketika musik berhenti, tiba-tiba muncul istri Fauzi Bowo, Hartati Bowo dari kerumunan. Kemunculan Tati diiringi sebuah puisi yang mengisahkan panggilan seorang istri kepada suaminya untuk pulang ke rumah. Selesai berpuisi, Tati pun menyerahkan sebuah gunungan bergambar sepasang ondel-ondel kepada suaminya.

Akhirnya suasana ceria pun berubah menjadi haru ketika dimulainya pembacaan doa. Air mata mulai terlihat di wajah beberapa pegawai Pemprov DKI baik laki-laki maupun perempuan.

Seorang pegawai Pemprov DKI yang ikut menangis merasa sangat kehilangan dengan kepergian Fauzi dari Balaikota. Saat dimintai komentarnya mengenai kepemimpinan Fauzi, perempuan berjilbab biru ini menolak bicara. Ia mengaku tak sanggup menahan tangis jika mengenang bosnya tersebut.

"Nggak mau nanti kalo ngomong malah nangis lagi," ujar pegawai Pemprov itu dengan mata merah dan sembab.

Suasana haru semakin menjadi ketika Fauzi beranjak  menuju mobil kesayangannya, sebuah jip Toyota Hardtop biru tua bernomor polisi B 8888 FB yang terparkir di depan teras Balai Agung. Kali ini bukan hanya pegawai Pemprov DKI saja yang terharu, beberapa wartawan pun terlihat sedih berpisah dengan gubernur yang terkenal galak itu.

Seorang wartawan yang biasa mencari berita di Balaikota mengaku ikut sedih melihat momen perpisahan Foke. Enam bulan menghajar Foke dengan berita-beritanya, wartawan media online ini ternyata merasa kehilangan juga.

"Enam bulan ikutin mulai dari yang gue plintir beritanya sampai yang nggak pakai diplintir, dia nginjek diri sendiri, tapi tetap aja namanya perpisahan ya sedih," ujar seorang wartawan yang enggan disebut namanya.

Fauzi sempat menyampaikan salam perpisahan sebelum pergi meninggalkan gedung Balaikota. Meski tidak meneteskan air mata, namun tetap terlihat kesedihan di mata pria 64 tahun tersebut. Tangannya pun terlihat bergetar memegang microphone.

Karakter Fauzi yang tanpa basa-basi dan kaku tergambar sempurna dalam ucapan perpisahannya yang singkat. Pesan perpisahannya kaku, tanpa banyak basa basi dan langsung kepada intinya. Pernyataan khas teknokrat bukan birokrat.

"Terimakasih untuk semua, saya bangga menjadi gubernur Anda. Tapi saya akan lebih bangga Jakarta menjadi maju," ucap Fauzi disambut tepuk tangan meriah dari para mantan anak buahnya.

Usai menyampaikan salam perpisahan Fauzi pun langsung masuk mobil. Didampingi istrinya Fauzi langsung meluncur meninggalkan balaikota tempat ia mengabdi selama hampir 40 tahun itu. Selamat pensiun Bang Foke! (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Batak Pimpin DKI Lima Hari

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler