Harika Foundation Tetap Ikut Bergerak dalam Pemulihan Pascagempa Turki 

Kamis, 16 Februari 2023 – 10:35 WIB
Harika Foundation ikut berkontribusi dalam pemulihan pascagempa Turki. Foto: Dokumentasi Harika Foundation.

jpnn.com - JAKARTA - Harika Foundation ikut berkontribusi dalam pemulihan pascabencana gempa bumi di Turki.

Cuaca dingin dan hujan salju yang menyelimuti wilayah Turki saat ini menjadi ancaman baru bagi para penyintas gempa 7,4 magnitudo.

BACA JUGA: Sido Muncul Berikan Donasi Rp 500 Juta untuk Korban Gempa Turkiye

Mereka harus tinggal di tenda sementara. Selain itu, para petugas penyelamat dan relawan pun harus berjuang melawan suhu dingin di tengah kegiatan penyelamatan korban yang masih terjebak di bawah puing-puing. 

Chairman Harika Foundation Syuhelmaidi Syukur bersama tim telah tiba di Kahramanmaras, lokasi terdampak gempa paling parah sejak Kamis (9/2).

BACA JUGA: Kharisma Bangsa Peduli Salurkan Donasi Gempa Turki-Suriah ke Baznas

Hari sebelumnya ia terlebih dahulu berkoordinasi dengan KBRI dan mitra NGO Turki lainnya di Ankara.

Mereka berangkat dari Istanbul Kamis sejak pukul 05.00 pagi waktu Turki.

BACA JUGA: Beda dengan Turki, Suriah Diperlakukan Seperti Anak Tiri oleh Dunia

Suhu udara di sana minus 10 derajat.

"Saya sudah menggunakan lima lapis pakaian, tetapi dinginnya masih tembus juga. Tak terbayang para penyintas gempa dengan kondisi yang seadanya, tentu sangat mengkhawatirkan,” tutur Syuhelmaidi dalam keterangannya, Kamis (16/2).

Lebih lanjut Syuhelmaidi mengatakan, Harika Foundation hadir untuk menyalurkan bantuan perlengkapan yang dibutuhkan para penyintas dari donatur (Harika Foundation) di kawasan Pusat Koordinasi AFAD (Disaster and Emergency Management Authority Turkey). 

Pada Minggu (12/2), Harika Foundation telah mendistribusikan 120 pakaian hangat untuk mahasiswa-mahasiswi Indonesia dari beberapa daerah gempa yang diungsikan ke Wisma Indonesia, Ankara. 

“Saat gempa terjadi, mereka itu tidak ada waktu lagi untuk mengambil barang-barangnya. Jadi, hanya bawa badan dari TKP, karena itu kami supply untuk baju-baju hangat supaya mereka lebih nyaman,” ujar Syuhelmaidi.

Selanjutnya pada Senin (13/2), Harika Foundation juga telah mendirikan dapur umum di Kahramanmaras untuk makan siang pengungsi dan sukarelawan.

Menurut dia, karena gempa ini termasuk salah-satu yang terbesar dalam sejarah Turki selama beberapa tahun, maka pemerintah setempat juga berharap dukungan internasional selama pemulihan kurang lebih akan memakan waktu tiga bulan untuk 10 provinsi yang terdampak.

Sejauh ini, katanya, perlengkapan yang dibutuhkan masih perlu didistribusikan secara merata.

Namun, ada kendala dalam pendistribusian tersebut, yaitu adanya beberapa jalur yang masih sulit dilalui karena tertutup puing bangunan akibat guncangan yang besar, serta dinginnya cuaca yang makin menusuk. 

“Mereka masih membutuhkan beberapa perlengkapan seperti tenda, pemanas, pakaian, selimut dan yang tidak kalah penting, seperti pendirian dapur umum dan makanan siap santap,” katanya. 

Menurut data terbaru dari Pusat Koordinasi Darurat Turki SAKOM per Selasa, 14 Februari 2023 pukul 10.03 WIB, gempa berkekuatan 7,4 magnitudo ini telah menelan korban jiwa sedikitnya 31.643 orang.

Dilansir dari Chris Elders dari School of Earth and Planetary Sciences pada Universitas Curtin di Perth, Australia, gempa di Turki bisa berkekuatan besar karena adanya dua patahan di lempeng Anatolia. 

Syuhelmaidi mengatakan kebanyakan yang hancur itu bangunan tua, terutama apartemen.

Karena itu, Pemerintah Turki sudah menetapkan aturan mendirikan bangunan dalam beberapa tahun belakangan. 

"Hal ini juga mengingat letak geografis Turki yang memang berpotensi terdampak gempa dahsyat,” ujar Syuhelmaidi.

Lebih jauh dia juga mengungkapkan bangunan yang hancur lebih banyak yang umurnya sudah cukup lama.

Bila ada bangunan baru yang berusia di bawah 10 tahun, tetapi ikut roboh akibat gempa ini, maka Pemerintah Turki akan mencari siapa kontraktor dan penanggungjawabnya. 

Syuhelmaidi juga berharap proses pemulihan pascagempa Turki ini bisa terus dipantau oleh masyarakat dunia, khususnya Indonesia.

Sebab, berkali-kali saat Indonesia terjadi bencana besar, seperti tsunami Aceh, gempa Palu, tsunami Selat Sunda, gempa Cianjur, Turki selalu hadir terdepan membantu.

“Harika Foundation, bertekad tetap ikut bergerak dalam pemulihan pascagempa dan selalu ada bagi para penyintas. Kami berharap para dermawan bisa bersama-sama memberi semangat dan bantuan kepada para penyintas. Saat ini Turki membutuhkan kita semua,” pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler