Harimau Sumatera Kembali Teror Warga Agam, Dua Ekor Kerbau Dimangsa

Jumat, 16 April 2021 – 15:27 WIB
Jejak kaki satwa liar yang memangsa dua kerbau warga di Nagari Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Jumat (16/4). Foto: ANTARA/HO-BKSDA Agam

jpnn.com, LUBUKBASUNG - Harimau Sumatera kembali meneror warga Cubadak Lilin dan Sari Bulan, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (15/4).

Dua ekor kerbau milik warga setempat diterkam satwa liar tersebut. Satu di antaranya mati dan satu lagi mengalami luka cakar.

BACA JUGA: Heboh Babi Ngepet di Siang Bolong, Lihat Tuh Fotonya

Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Jumat, mengatakan kerbau yang mati itu milik Datuak Bagindo, 50, warga di Jorong Sari Bulan dan kerbu yang luka milik Rajo Bentan, 50, warga Jorong Cubadak Lilin

Kerbau yang mati itu telah dikubur pemilik dan warga pada Kamis (15/4).

BACA JUGA: ABG 17 Tahun Jadi Korban Pencabulan Kakek Bejat, Begini Ceritanya

Ia mengatakan laporan konflik antara manusia dengan satwa liar itu didapat dari Wali Jorong Cubadak Lilin, Dafit.

Rencananya, Tim Resor KSDA Agam akan ke lokasi untuk wawancara dengan pemilik ternak dan indentifikasi lapangan di dua lokasi itu dalam memastikan jenis satwa pada Jumat (16/4) siang.

BACA JUGA: Tiga Ekor Harimau Teror Warga Agam

Setelah itu, bakal dilakukan penanganan lebih lanjut.

"Penanganan itu kami lakukan apabila sudah mendapatkan laporan dan jejak dari satwa liar itu," katanya.

Ia menyebutkan konflik antara manusia dan satwa liar tersebut merupakan yang kedua kalinya di lokasi itu, karena pada awal Maret 2021 juga ada kasus serupa dengan memangsa empat ekor kerbau.

Sedangkan total kejadian konflik antara manusia dan satwa liar selama Januari sampai 16 April 2021 sebanyak 10 kasus.

Pada 2020 jumlah kasus konflik antara manusia dengan satwa liar sebanyak 10 kasus dan pada 2019 sebanyak 11 kasus.

Untuk mengantisipasi konflik itu, pihaknya mengimbau warga agar tidak mengembalakan ternak di pingir hutan rawan konflik, mengandangkan ternak, tidak melakukan aktivitas di sungai dan lainnya.

Imbauan itu disampaikan melalui wali nagari, wali jorong, Bhabinkamtibmas dan lainnya.

BACA JUGA: Brigadir AG dan Briptu DK Dipecat, Kapolres: Perbuatan Mereka Sudah Tak Bisa Ditolerir

"Ini kami lakukan agar ternak tidak diserang satwa liar," katanya.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler