BACA JUGA: Osama Tewas, Jenggot Dipangkas
Setelah berhasil melacak harta Khadafi di negerinya, pemerintah Swiss kemarin (3/5) menyatakan akan membekukan aset penguasa negeri di Afrika Barat itu.Tidak hanya harta Khadafi yang menjadi target Swiss
Menurut Menteri Luar Negeri Swiss Micheline Calmy-Rey, pemerintahnya segera membekukan semua aset senilai USD 957 juta (sekitar Rp 8,17 triliun)
BACA JUGA: Intelijen AS Duga Pakistan Bantu Osama Sembunyi
Total aset itu tidak hanya milik Khadafi, keluarga, dan para kroninya"Aset milik Khadafi dan keluarganya ditaksir senilai USD 415 juta (sekitar Rp 3,54 triliun) dari seluruh dana yang dibekukan," katanya dalam acara pertemuan diplomat di Kota Tunis, Tunisia, kemarin.
Perempuan 65 tahun itu menjelaskan bahwa aset milik Mubarak yang terlacak di negerinya senilai USD 473 juta (sekitar Rp 4 triliun)
BACA JUGA: Cara AS Kuburkan Osama Picu Reaksi Keras
Itu termasuk harta yang tercatat atas nama anak dan istri mantan diktator Mesir tersebutAset Ben Ali di Swiss mencapai USD 69 juta (sekitar Rp 589 miliar)Harta mantan presiden Tunisia itu tidak hanya dicatatkan atas nama dirinyaTapi, juga termasuk rekening bank dan harta atas nama istri dan anak-anaknya.Di hadapan para diplomat Barat lainnya, Calmy-Rey mengatakan bahwa pemerintah Swiss telah memerintahkan bank dan lembaga keuangan lainnya membekukan aset tiga tokoh itu sesegera mungkinNamun, tentu saja, pembekuan tersebut dilakukan secara bertahapPrioritasnya adalah aset yang paling mudah dan mungkin dibekukan lebih duluYakni, dana tunai yang tersimpan di beberapa bank Swiss.
"Langkah itu kami tempuh untuk mencegah penarikan dana secara diam-diam," ungkap Calmy-Rey.
Sejauh ini, lanjut dia, belum ada satu negara pun yang melaporkan tindak kejahatan atau kriminal terkait dana tersebutJadi, pemerintah Swiss tidak perlu menunggu proses hukum untuk membekukan aset tersebutApalagi, saat ini Mesir dan Tunisia mulai menempuh jalur hukum untuk mengklaim aset Mubarak dan Ben Ali di Swiss.
Sebenarnya, proses pembekuan kekayaan Ben Ali dan Mubarak tersebut sudah berjalanMenurut Calmy-Rey, pemerintahnya sudah membekukan harta mantan diktator Tunisia itu sejak Januari laluYakni, sepekan setelah Ben Ali lengser dan lari ke luar negeri pada 19 Januari laluTak sampai sebulan kemudian, langkah yang sama diterapkan pada aset MubarakPada 11 Februari lalu, aset Mubarak dan keluarga serta kroninya di Swiss dibekukan.
Terkait pembekuan aset dua mantan kepala negara itu, pemerintah Swiss melayangkan kawat diplomatik kepada Mesir dan Tunisia akhir Maret laluDalam suratnya, Swiss meminta dua negara tersebut mengirimkan dokumen resmi yang bisa menguatkan tindakan mereka atas harta Mubarak dan Ben AliBerdasar ketentuan yang berlaku di Swiss, pembekuan aset milik individu atau sebuah lembaga yang bermasalah berlaku selama tiga tahun.
Sementara itu, dari Tripoli, muncul seruan balas dendam terkait tewasnya putra bungsu Khadafi, Saif al-Arab, dan tiga cucunya dalam serangan udara pesawat tempur NATO pada Sabtu malam lalu (30/4)Misalnya, seruan itu muncul saat pemakaman Saif kemarin.
Ribuan loyalis Khadafi mengiringi upacara pemakaman di Kota Tripoli tersebutKhadafi tidak hadirTetapi, dua putranya yang juga kakak kandung Saif al-Arab, Saif al-Islam dan Mohammed, terlihat di antara kerumunan wargaLayaknya pemakaman kenegaraan, peti yang menampung jenazah Saif al-Arab pun dibalut bendera Libya.
"Mari kita balas dendamBalas dendam demi Libya!" teriak para pelayat sambil berjalan menuju pemakamanPara pendukung setia Khadafi bersumpah akan membalas serangan maut NATO di kompleks Bab al-Aziziyah yang merenggut nyawa Saif al-Arab dan tiga cucu pemimpin 68 tahun tersebut.
Mereka juga menuding NATO sengaja mengincar nyawa Khadafi dan keluarganyaHal tersebut jelas bertentangan dengan hukum internasional yang berlaku(AP/AFP/BBC/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MUI Kutuk Cara AS Makamkan Osama
Redaktur : Tim Redaksi