Hartono Keluhkan Kontribusi Tije Bagi Tim Masih Minim

Jumat, 29 September 2017 – 03:17 WIB
Tijani Beleid. Foto: sumeks.co.id/jpg

jpnn.com, PALEMBANG - Pelatih Sriwijaya FC, Hartono Ruslan mengeluhkan konstribusi Tijani "Tije" Belaid.

Gelandang Sriwijaya FC Tijani "Tije" Belaid ternyata belum memberi kontribusi besar terhadap permainan timnya.

BACA JUGA: Sriwijaya FC Kini Punya Pilihan Lain Selain Yanto Basna

Keberadaan marquee player dengan banderol sekitar Rp4 miliar, versi situs transfer internasional itu tak lebih hanya sebatas pelengkap starting eleven dalam setiap pertandingan.

"Sebagai marquee player seharusnya dia bisa berbuat lebih dari yang ditunjukkan selama ini. Menjadi roh permainan tim dan mau berusaha keras mengejar, merebut, selain mensuplai bola. Dia sepertinya belum bisa adaptasi dengan karakter permainan sepak bola Indonesia," ungkap Pelatih Hartono.

BACA JUGA: Menang 2-0, Sriwijaya FC Sukses Gusur Persela

Dijelaskan arsitek kelahiran Malang ini, Tijani sering suka berlama-lama dengan bola. Situasi ini membuat tim sering kehilangan bola.

Dalam sebuah pertandingan, dia tidak berusaha merebutnya kembali saat kehilangan bola. Sebagai pemain seharusnya ada rasa tanggung jawab setelah bola dalam penguasaannya dicuri lawan.

BACA JUGA: Persela Andalkan Trio Lokal, SFC Harapkan Tuah Striker Asing

Tapi mantan pilar Timnas Tunisia ini justru malah berjalan santai setelah kehilangan bola. Sementara pemain lainnya bersusah payah merebut bola.

Terkait pemahaman terhadap permainan sepak bola Indonesia, Hartono menjelaskan, gelandang kelahiran 6 September 1987 ini belum bisa membedakan karakter sepak bola Eropa atau Amerika Latin dengan Indonesia.

Terutama saat bertahan. Di Eropa, pertahanan lebih banyak dijalankan dengan sistem zona marking. Menunggu di daerah pertahanan. Sementara di Indonesia, sistem pertahanan yang dipakai adalah pola pressing ketat ke individu lawan.

"Saya sudah memberikan pemahaman ini. Tapi perbedaan karakter permainan ini belum bisa diadaptasi dengan baik oleh Tijani. Jika belum maksimalnya dia karena masih juga adaptasi, ya kurang pas.

“Sekarang kompetisi sudah memasuki pekan ke-26 artinya kompetisi sudah berjalan sekitar enam bulan. Untuk pemain top, itu lebih lebih dari cukup," ujar pelatih yang pernah antarkan Arseto Solo juara Galatama 1991 dan Piala Liga 1985 saat menjadi pemain.

"Padahal alur bola ke depan selama ini bertumpu pada Tijani," lanjutnya.

Hartono berharap, Tijani bisa berbenah diri. Bahwa tenaga dan servisnya sangat dibutuhkan tim, bukan hanya akurasi set piece-nya saja. Mengingat, tim berjuluk Laskar Wong Kito membutuhkan banyak poin untuk menjauh dari kejaran zona degradasi.

Saat ini, Sriwijaya FC masih tertahan di peringkat 12 dengan 31 poin. Posisi ini rawan gusur jika mesin poin macet karena jarak poin dengan kompetitor di bawahnya hanya terpaut satu atau dua poin. (kmd/ion)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aji Sebut Kondisi Mental Pemain SFC sedang Tertekan


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler