Harus Jeli Baca Gelagat Malaysia

Senin, 06 September 2010 – 08:35 WIB
Belasan Aktifis PMII Cabang Tukungagung, Jatim, menggelar aksi unjuk rasa anti Malaysia di alun-alun Tulungagung,Jumat (3/9). (Foto: Choirrurrozaq/Radar Tulungagung)

JAKARTA - Hari ini, pemerintah RI dan Malaysia duduk satu forum dalam pembicaraan bilateral tahap pertama percepatan penuntasan perundingan garis batas maritim RI-MalaysiaNamun disinyalir, ajang ini diduga akan dimanfaatkan Malaysia untuk mendorong penyelesaian melalui Mahkamah Internasional (MI) yang melemahkan posisi Indonesia

BACA JUGA: JK: Indonesia Harus Tegas



Melihat gelagat ini, Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan meminta pemerintah RI menolak hal itu, dan menggantingan perundingannya dengan melibatkan negara-negara Asean yang lain
“Masih ada satu hari hingga esok untuk melakukan lobi-lobi dan terobosan diplomatik yang dilakukan oleh pemerintah RI melalui Menlu,” katanya.

Taufik mengatakan perundingan itu jangan hanya sekadar perundingan

BACA JUGA: Wamenlu Sebut Malaysia Kerap Ulur Perundingan

Tapi harus ada inovasi ekspansi lobi politik yang tidak hanya berbicara sekadar hubungan, tetapi juga semangat kebersamaan negara Asean
“Sehingga perlu ada pihak ketiga, dari negara Asean untuk menengahi masalah ini

BACA JUGA: Kepala Tentara Amerika Dihargai Rp 9 Juta

Sehingga tidak perlu kasus perbatasan selalu dibawa ke Mahkamah Internasional,” ujar Taufik, kepada INDOPOS (grup JPNN), kemarin (5/9).

Pernyataan Taufik itu didasari atas pernyataan Wamenlu Malaysia Richard Riot menanggapi pidato Presiden SBY di Mabes TNI, CilangkapDalam pernyataan yang dilansir AFP tersebut, Riot mengusulkan penyelesaian perbatasan dilakukan melalui Mahkamah Internasional (International Court of Justice)Di dalam surat kabar itu, Riot yakin bahwa penyelesaian di Mahkamah Internasional berpeluang  diterima Indonesia karena sesuai keinginan Presiden SBY agar menuntaskan masalah perbatasan dalam waktu cepatPerundingan jelas akan memakan waktu yang lama dibanding melalui persidangan MI.

“Mahkamah Interbasional akan lebih banyak merugikan bangsa ini, karena anggotanya berasal dari luar Asean, yang tidak memiliki keterikatan batin antar sesama AsiaLihat saja saat kasus Sipadan-Ligatan, dimana kita kalah,” ucapnya.

Dia menyatakan, jika kasus ini dibawa ke MI, maka pemerintah juga harus menyiapkan segala data konkrit agar tidak kalah di MI“Intinya harus ada penolakan dibawa ke persidangan, karena butuh data yang konkrit yang harus dipersiapkan pemerintah,” cetusnya.

Taufik menerangkan Menlu Thailand, Kasit Piromya pernah menyatakan sangat menghormati kedaulatan Indonesia sebagai negara sesama Asean dalam kunjungannya ke Indonesia akhir April lalu“Ini menjadi sinyal bahwa banyak negara-negara di Asean siap membantu menjadi penengah,” ucapnya. 

Ucapan Taufik itu berkaca dari sejarah bahwa pemerintah Indonesia pernah menjadi mediator dalam sengketa Vietnam dan Kamboja“Kita bisa meminta masalah perbatasan ini menjadi permasalahan AseanSegeralah dirasakan perlunya Menlu Marty Natalegawa menganggap bahwa komunikasi lintas semangat Asean untuk duduk bersama,” katanya

Terobosan diplomasi sekecil apa pun, kata Sekjen PAN ini,  akan menyentuh MalaysiaApalagi, Malaysia sedang marah karena demonstrasi yang diwarnai aksi pelemparan tinja ke Kedubes Malaysia di Jakarta beberapa waktu lalu(dil)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Partai Komunis Jerman Bagikan Pena Porno ke Anak SD


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler