JAKARTA-- Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Iberamsyah geram dengan putusan hakim yang menganjar Rasyid Rajasa dengan hukuman ringan, yakni 8 bulan penjara dan denda Rp12 juta.
"Mana ada hukuman seperti itu? menghilangkan nyawa dua sekaligus dibayar dengan hukuman hanya delapan bulan. Hukum apa itu?," sesal Iberamsyah pada JPNN, Kamis (7/3).
Menurutnya keputusan hukuman tersebut, semakin mencerminkan bagaimana hukum di Indonesia berlaku. "Indonesia bukan negara hukum, tapi negara kekuasaan. Ini menunjukkan hukum kita tajam ke bawah tumpul ke atas," paparnya.
Setidaknya, anak bungsu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa itu harus menerima ganjaran hukuman fisik lebih lama dibanding yang diputuskan hakim. "Minimal 2,5 tahun lah dipenjaranya," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Rasyid Rajasa hanya dituntut delapan bulan penjara dengan denda Rp 12 juta oleh jaksa penuntut umum (JPU).
"Bagaimana terdakwa, isi tuntutannya dimengerti? Apakah akan mengajukan nota pembelaan," tutur Hakim Ketua Suharjono pada Rasyid, saat sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Kamis (7/3).
Mendengar perkataan hakim, Rasyid meminta waktu dan berbicara dengan kuasa hukumnya. "Saya akan mengajukan nota pembelaan sendiri, penasihat hukum saya juga mengajukan sendiri," tutur Rasyid. (chi/jpnn)
"Mana ada hukuman seperti itu? menghilangkan nyawa dua sekaligus dibayar dengan hukuman hanya delapan bulan. Hukum apa itu?," sesal Iberamsyah pada JPNN, Kamis (7/3).
Menurutnya keputusan hukuman tersebut, semakin mencerminkan bagaimana hukum di Indonesia berlaku. "Indonesia bukan negara hukum, tapi negara kekuasaan. Ini menunjukkan hukum kita tajam ke bawah tumpul ke atas," paparnya.
Setidaknya, anak bungsu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa itu harus menerima ganjaran hukuman fisik lebih lama dibanding yang diputuskan hakim. "Minimal 2,5 tahun lah dipenjaranya," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Rasyid Rajasa hanya dituntut delapan bulan penjara dengan denda Rp 12 juta oleh jaksa penuntut umum (JPU).
"Bagaimana terdakwa, isi tuntutannya dimengerti? Apakah akan mengajukan nota pembelaan," tutur Hakim Ketua Suharjono pada Rasyid, saat sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Kamis (7/3).
Mendengar perkataan hakim, Rasyid meminta waktu dan berbicara dengan kuasa hukumnya. "Saya akan mengajukan nota pembelaan sendiri, penasihat hukum saya juga mengajukan sendiri," tutur Rasyid. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Divonis Bersalah, Diego Langsung Bebas
Redaktur : Tim Redaksi