jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menilai perekonomian Indonesia bisa tumbuh 7-8 persen.
Hary sudah membahas perekonomian Indonesia dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/5).
BACA JUGA: Hary Tanoe: Pemilu 2019 Selesai, Saatnya Bersatu Lagi
"Kami berbincang bagaimana ekonomi Indonesia dibangun supaya bisa lebih baik lagi dari yang sekarang. Perlu dimaksimalkan supaya ekonomi kita ini jangan lima persen tumbuhnya, tetapi bisa 7-8 persen," kata Hary.
BACA JUGA: Jokowi Menang Quick Count Pilpres 2019, Hary Tanoe Ajak Semua Pihak Bersatu
BACA JUGA: SBY: Saya Bersyukur Prabowo Akan Menempuh Jalur MK
Hary menambahkan, ada beberapa prioritas pembangunan ekonomi ke depan.
Pertama, peningkatan ekspor untuk meningkatkan devisa. Pasalnya, devisa merupakan faktor yang sangat penting.
BACA JUGA: Batu Bara Pegang Kendali Pertumbuhan Ekonomi
Kedua, meningkatan investasi, baik swasta dalam negeri maupun luar negeri.
Ketiga, sektor pariwisata juga harus digalakkan. Sebab, sektor itu menyumbang devisa yang besar.
Keempat, Hary menekankan pentingnya percepatan pendidikan. Saat ini, kata dia, banyak masyarakat yang mayoritas lulusan SD dan tidak mengenyam pendidikan hingga S-1.
Karena itu, kata Hary, diperlukan terobosan bagi peningkatan kualitas sumber daya masyarakat (SDM).
"Kami berbicara, kalau perlu pendidikan pakai e-kampus atau pakai internet," kata Hary.
Pembangunan fisik, lanjut Hary akan memakan waktu yang lama. Di sisi lain, Indonesia butuh percepatan pendidikan agar produktivitas dan daya saing meningkat.
Selain itu, biaya kuliah fisik juga lebih mahal dibadingkan kuliah online, baik dari sisi tempat tinggal, biaya hidup, dan lain sebagainya.
Dengan kuliah melalui internet, sambung Hary, anak-anak dari Aceh hingga Papua bisa kuliah lebih cepat, lebih banyak, lebih murah dan bahkan bisa digratiskan sehingga jumlah lulusan S1 bisa meningkat secara signifikan.
Hary mengatakan, Perindo yang memiliki infrastruktur partai hingga desa dan kelurahan menjadi mitra pemerintah, baik di pemerintahan tingkat satu, dua, maupun pusat.
"Kami ingin ekonomi negara kita sejahtera, masyarakat secara kesejahteraan meningkat. Itu tujuan akhirnya. Jadi, itu adalah sasaran kita," ungkapnya.
Saat ditanya apakah ada pembicaraan mengenai jabatan menteri, Hary mengatakan bahwa Jokowi menunggu penetapan.
“Kabinet merupakan hak prerogatif presiden. Menteri bisa saja tak hanya dari kalangan partai, seperti halnya para profesional juga banyak dalam kabinet Jokowi saat ini,” ujar Hary. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Menang Lagi, Mahathir Mohamad Sampaikan Selamat dan Harapan
Redaktur : Tim Redaksi