Batu Bara Pegang Kendali Pertumbuhan Ekonomi

Rabu, 22 Mei 2019 – 01:19 WIB
Ilustrasi tambang batu bara. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada awal 2019 berhasil menembus angka 5,36 persen.

Angka itu itu tergolong tinggi mengingat beberapa tahun terakhir ekonomi Kaltim hanya tumbuh terbatas.

BACA JUGA: Smartfren Target Bangun 300 BTS

Pada 2018 lalu, ekonomi Kaltim tumbuh 2,67 persen. Perekonomian Bumi Etam pada 2018 mengalami perlambatan jika dibandingkan 2017 yang mampu tumbuh 3,13 persen.

BACA JUGA: Jokowi: Ekonomi Syariah Motor Pertumbuhan Ekonomi Nasional

BACA JUGA: Fintech Sudah Salurkan Dana Rp 22,66 Triliun

Diawali pertumbuhan yang sangat baik pada triwulan I 2019, ekonomi Kaltim tahun ini diproyeksikan bisa tumbuh 2,9 persen atau lebih tinggi dibandingkan 2018.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Muhamad Nur mengatakan, pihaknya melihat ada optimisme pertumbuhan ekonomi 2019 setelah melihat tingginya pertumbuhan pada triwulan pertama.

BACA JUGA: Stok Ikan Aman, Harga Tidak Akan Melonjak

“Namun, itu harus selaras. Artinya, tidak boleh ada gejolak harga batu bara sehingga ekonomi tahun ini bisa tumbuh lebih baik,” ungkapnya akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, dalam struktur produk domestik regional bruto (PDRB) Bumi Etam, sektor penggalian dan pertambangan yaitu batu bara masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 46 persen.

Artinya jika terjadi gejolak pada sektor ini seperti penurunan harga komoditas internasional, ekonomi Kaltim akan turut bergejolak.

“Jika tidak ada penurunan harga batu bara, ekonomi Kaltim 2019 akan tumbuh 2,9 persen. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan ekonomi Kaltim 2018, yang hanya berhasil tumbuh 2,67 persen,” katanya.

Bagi Kaltim, tambahnya, pertumbuhan dari 2,67 persen menjadi 2,9 persen sudah sangat hebat.

Secara kisaran ekonomi Kaltim bisa tumbuh paling tinggi 3,1 persen. Nilai 2,9 persen itu diambil dari kisaran paling tengah, dan paling mendekati.

“Jika melihat siklus, perekonomian triwulan satu pasti tumbuh sangat tinggi. Terlihat pada awal tahun 2019, ekonomi kita tumbuh 5,36 persen,” jelasnya.

Namun, pada triwulan kedua ekonomi pasti tumbuh lebih rendah. Pada triwulan pertama tahun ini, bisa tumbuh sangat tinggi karena produksi batu bara melejit.

Sementara itu, dalam satu tahun, produksi batu bara memiliki kuota atau batas produksi.

Kondisi tahun ini berbalik dengan 2018. Pada 2018, produksi batu bara sangat sedikit pada triwulan pertama karena curah hujan sedang tinggi dan dimaksimalkan pada triwulan IV 2018.

“Tahun ini justru pada triwulan pertama, produksi sangat banyak karena cuaca yang bagus dan ada peluang ekspor ke India sehingga wajar bila produksi triwulan kedua tahun ini menurun,” ungkapnya. (*/ctr/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berita Duka, Si Cantik Rira Darus Septiana Meninggal Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler