Hary Tanoe: Pendidikan Sangat Penting, Anak-Anak Harus Bisa Kuliah

Jumat, 12 April 2019 – 14:17 WIB
Ketua Umum Kartini Perindo Liliana Tanaja Tanoesoedibjo bersama suaminya, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, bermain dengan seorang bayi. Foto: Perindo

jpnn.com, DELISERDANG - Kehadiran Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo di sejumlah wilayah dalam masa kampanye terbuka menjadi angin segar untuk masyarakat.

Sebab, dalam setiap kunjungannya, Hary selalu menyempatkan diri bercengkerama dan mendengar keluh kesah masyarakat.

BACA JUGA: Bantu Masyarakat, Perindo Gelar Bazar Murah Serentak Hari Ini

Salah satu warga yang berkesempatan mencurahkan keluh kesahnya kepada Hary ialah nenek bernama Siti Aisyah Dawane.

Perempuan 75 tahun asal Deli Serdang, Sumatera Utara, itu mengadu kepada Hary Tanoe dan berkeluh kesah tentang hidupnya.

BACA JUGA: HT: Jaga Kebersihan Lingkungan untuk Cegah DBD

Di Lapangan Reformasi, Hutan, Selasa (9/4), Siti Aisyah menceritakan tentang kondisi kakinya yang tidak lagi bisa berjalan dengan lancar.

Kendati demikian, dia tetap harus berjualan es lengkong demi membiayai hidupnya.

BACA JUGA: HT: Kami Perjuangkan Penciptaan Lapangan Kerja

Siti Aisyah mengungkapkan, kaki kirinya mulai mengalami penurunan fungsi untuk berjalan sejak sepuluh tahun lalu.

Saat ini dia harus berjalan dengan tumpuan seadanya. Hal tersebut disebabkan oleh kolesterol dan asam urat yang tak kunjung sembuh.

Meski Siti rutin mengonsumsi obat hingga sekarang, fungsi kakinya tidak pernah kembali seperti semula.

Hidup bersama putranya yang hanya berjualan bakso bakar, Siti Aisyah mengaku tak sampai hati meminta uang untuk berobat dan keperluan lain.

Apalagi putranya masih harus banting tulang untuk menghidupi istri dan dua anaknya.

“Ini memang kemauan saya untuk jualan es lengkong. Kadang saya berbohong pada anak tentang kondisi kaki saya. Saya bilang kaki saya tidak sakit biar diizinkan berjualan,” ungkap Siti Aisyah.

Dia sebenarnya memiliki lima anak. Namun, semuanya sudah menikah dan empat di antaranya tinggal jauh darinya.

Rasa sedih terkadang muncul ketika melihat cucu-cucu dari anak pertamanya kekurangan uang jajan. Belum lagi sang anak harus membayar kontrakan dan listrik.

Siti Aisyah sendiri menjual es lengkong dengan harga Rp 2.000 per bungkus. Namun, terkadang harus ikhlas hanya diberi Rp 1.000 oleh anak-anak.

Semua dia syukuri sambil berharap ada perubahan kesejahteraan dalam hidupnya.

Beberapa hari lalu ketika mendengar Hary akan datang ke Lapangan Reformasi untuk kampanye, Siti Aisyah memutuskan berjualan di lokasi tersebut.

Dia berharap dagangan esnya laku di tengah ribuan massa yang hadir. Dia juga punya harapan sendiri untuk Partai Perindo.

“Saya berharap Partai Perindo bisa membuat sembako jadi lebih murah dan keadaan bangsa ini aman dan damai,” ungkap Siti.

Mendengar cerita Siti Aisyah, Hary menjelaskan beberapa program Partai Perindo jika masuk ke parlemen.

Salah satunya adalah memastikan anak-anak Indonesia untuk mendapatkan akses pendidikan yang merata, tak terkecuali untuk cucu-cucu Siti Aisyah.

“Saya yakin pendidikan itu penting sekali. Kalau bisa memenangi pemilu, kami akan perjuangkan adik-adik yang tidak mampu agar bisa kuliah,” tegas Hary. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pastikan Manfaat Industri 4.0 untuk Rakyat Kecil


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler