JAKARTA - Pengusaha Hary Tanoesoedibjo (HT) menilai bangsa Indonesia telah mensia-siakan potensi yang ada. Penilaian bekas Ketua Dewan Pakar Partai NasDem itu didasari alasan bahwa Indonesia tetap tertingga dibandingkan negeri tetangga meski reformasi sudah berjalan 15 tahun.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan Malaysia, Singapura dan Thailand, perkembangan Indonesia masih jauh tertinggal. "Padahal dengan modal dasar yang dimiliki, seharusnya Bangsa Indonesia sudah jauh meninggalkan negara-negara di regional," ungkap Hary melalui pres rilis kepada wartawan, Senin (4/2).
Bos MNC grup itu menambahkan, saat ini wilayah Asia sedang mengalami masa keemasan. Pasalnya, negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat tengah mengalami kemunduran.
Tapi pada kenyataanya, lanjut pemrakarsa ormas Persatuan Indonesia itu, Indonesia hanya mampu mencapai angka pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen. Dengan kondisi saat ini, pencapaian itu bukanlah sesuatu yang membanggakan.
Hary menambahkan, SDM Indonesia yang sangat besar juga gagal dimanfatkan dengan baik. Dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Asia, katanya, Indonesia harusnya mampu menyaingi perkembangan China. Apalagi, Indonesia menikmati kebebasan demokrasi yang tidak dimiliki China.
"Potensi ini ternyata tersiasiakan selama 15 tahun setelah reformasi, dan sekarang saatnya kaum muda mengambil peran lebih besar untuk melakukan perubahan," pungkasnya. (dil/jpnn)
Menurutnya, jika dibandingkan dengan Malaysia, Singapura dan Thailand, perkembangan Indonesia masih jauh tertinggal. "Padahal dengan modal dasar yang dimiliki, seharusnya Bangsa Indonesia sudah jauh meninggalkan negara-negara di regional," ungkap Hary melalui pres rilis kepada wartawan, Senin (4/2).
Bos MNC grup itu menambahkan, saat ini wilayah Asia sedang mengalami masa keemasan. Pasalnya, negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat tengah mengalami kemunduran.
Tapi pada kenyataanya, lanjut pemrakarsa ormas Persatuan Indonesia itu, Indonesia hanya mampu mencapai angka pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen. Dengan kondisi saat ini, pencapaian itu bukanlah sesuatu yang membanggakan.
Hary menambahkan, SDM Indonesia yang sangat besar juga gagal dimanfatkan dengan baik. Dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Asia, katanya, Indonesia harusnya mampu menyaingi perkembangan China. Apalagi, Indonesia menikmati kebebasan demokrasi yang tidak dimiliki China.
"Potensi ini ternyata tersiasiakan selama 15 tahun setelah reformasi, dan sekarang saatnya kaum muda mengambil peran lebih besar untuk melakukan perubahan," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penerima Jamkesmas Dicoret, Pemprov Jatim Protes
Redaktur : Tim Redaksi