Haryadi Klaim Lini Belakang Persiba Masih Keropos

Sabtu, 18 Agustus 2018 – 10:48 WIB
Persiba menang besar enam gol tanpa balas ke gawang Persegres Gresik United lanjutan Liga 2 2018, 20 Juli. Fengky Turnando menyumbang satu gol, sedangkan Beni Oktovianto mencatatkan brace (dua gol). Foto: FUAD MUHAMMAD/KP

jpnn.com, BALIKPAPAN - Persiba Balikpapan kini dihadapkan pada pekerjaan rumah (PR) lama yakni memperkuat lini bertahan setelah lini depan sudah beres.

Ya, selain masih terseok-seok di peringkat sembilan Grup Timur Liga 2, statistik Beruang Madu cukup mengkhawatirkan.

BACA JUGA: Kiper Muda Persiba Ini Masih Perlu Tambah Jam Terbang

Sampai pekan 14, gawang Persiba sudah bobol 23 kali, sementara di Piala Indonesia 2018, gawang Persiba sudah dua kali jebol saat bentrok dengan Deltras Sidoarjo.

Catatan di atas menunjukkan kinerja lini belakang belum maksimal. Memang, di depan duet Beni, Rosi serta Fengky Turnando kini menjelma jadi mesin gol Beruang Madu.

BACA JUGA: Aji Bayu Putra Bergabung, Posisi Fajar dan Wildan Terancam

Dari 26 gol yang sudah dilesakkan Persiba baik di Liga 2 maupun Piala Indonesia 2018, total tiga pemain ini sudah menyumbang 18 gol.

Charles Orock yang sempat diragukan kapasitasnya sebagai striker, perlahan mulai unjuk gigi. Dua gol mampu diciptakan pemain naturalisasi Kamerun ini saat Persiba membungkam tuan rumah Deltras Sidoarjo 2-3. Tentu saja ini membuat tim pelatih sedikit bernapas laga.

BACA JUGA: Usai Kalahkan Deltras, Skuat Persiba Diberi Libur Empat Hari

Ketajaman Orock tentu saja diharapkan terus berlanjut. Sebabnya, September nanti, tercatat ada tujuh laga akan dijalani tim besutan Haryadi ini.

"Sangat bagus seperti ini. Artinya, banyak opsi untuk lini depan. Jadi, saat rotasi tidak pusing lagi. Karena memang pasti ada rotasi dengan tujuh laga dimainkan dalam kurun waktu satu bulan,” jelas Haryadi, Kamis (16/8).

Meski tajam di depan, Persiba tetap tak boleh abai di belakang. Total 25 gol yang bersarang, tentu bukan catatan bagus.

Belum lama ini Persiba mendatangkan tiga pemain bertahan, dua di antaranya adalah Yudi Khoeruddin dan Aang Suparman. Dua pemain pengalaman ini tentu dibebani mereduksi serangan lawan.

Jumlah gol yang bersarang ke gawang Persiba ini memang jadi catatan tim pelatih. Apalagi, sebagian besar gol bermula dari transisi permainan yang lemah.

”Memang ada persoalan di situ, tapi itu saat pelatih lama. Kami tentu saja sudah melakukan evaluasi, agar bisa meminimalisasi kebobolan,” ungkap Haryadi.

Dalam beberapa kali laga, lini kedua memang terlihat kurang maksimal mem-back up lini belakang. Akibatnya, pemain lawan lebih leluasa bergerak di pertahanan. Ruang kosong yang tercipta juga dimanfaatkan pemain lawan untuk menciptakan peluang lewat tendangan dari luar kotak penalti.

Yang tak kalah jadi sorotan, tentu saja fisik pemain yang gampang terkuras belakangan. Salah satu contoh lemahnya transisi permainan adalah saat Persiba jumpa Madura FC yang berakhir imbang 1-1.

Satu gol yang diciptakan Madura FC berawal dari kecepatan para pemainnya memanfaatkan lemahnya transisi permainan Persiba. Kekosongan di lini belakang berhasil dimanfaatkan pemain Sape Pote dengan mencetak gol dari luar kotak penalti.

“Kebugaran pemain memang jadi salah satu catatan kami. Selama libur ini, saya instruksikan pemain tetap menjaga kebugaran,” tutup Haryadi. (*/hul/is/k18)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diplot Jadi Striker, Beni Oktovianto Targetkan Cetak 10 Gol


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler