jpnn.com, TANJUNG PANDAN - Gebrakan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya tentang air connectivity terus membuahkan hasil. Minggu (10/9), Bandara HAS Hanandjoedin Tanjung Pandan resmi didarati charter flight Sriwijaya Air dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA).
Industri pariwisata pun menjadi lebih optimistis lantaran penerbangan internasional itu membawa 188 anggota Malindo Business and Culture Centre. Penerbangan international perdana itu terbang dari Terminal 2 Bandara Internasional Kuala Lumpur pukul 07.35 pagi waktu setempat dan Landing di Bandara Internasional HAS Hanandjoedin-Tanjung Pandan sekitar pukul 09.50 WIB.
BACA JUGA: Vote Video Indonesia Menyebar hingga MATTA Fair Malaysia
Selanjutnya, pesawat yang sama akan berangkat dari Bandara HAS Hanandjoedin, Senin (11/9) pukul 07.30 WIB. Pesawat mendarat di T2 KLIA pukul 10.30 waktu setempat.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan penerbangan itu bisa menjadi trigger dan akan menarik penerbangan reguler ke Bandara Internasional HAS Hanandjoedin.
BACA JUGA: Menko Kemaritiman Sebut Menpar Arief Yahya Paten
"Ini suatu hal yang positif dan menjadi bukti bahwa sektor penerbangan bisa menjadi salah satu motor penggerak masuknya investasi ke suatu daerah. Dan tentu saja hal ini akan bisa meningkatkan perekonomian daerah dan perekonomian nasional," ujar Agus seperti dalam keterangan resminya, Minggu (10/9).
Banyak sisi positif yang bisa diambil. Pertama, ini akan membuka banyak penerbangan langsung dari luar negeri ke Indonesia.
BACA JUGA: Peserta APTFF Yogyakarta Kepincut Layanan Spa Ala Keraton
Selain itu, penerbangan internasional tersebut bisa memudahkan investor luar negeri yang ingin masuk dan berinvestasi di Indonesia. Bahkan, lonjakan penumpang bisa memacu penerbangan reguler.
Sekarang runway Bandara HAS Hanandjoeddin sudah mencapai 2.225 meter dan lebar 45 meter. Ke depannya, runway Bandara HAS Hanandjoeddin akan diperpanjang menjadi 2.500 meter sehingga bisa didarati pesawat Boeing 737-800 yang berdaya angkut lebih besar.
Semua akan di-maintenance dengan standar global. Kapasitas terminalnya diset agar mampu menampung penumpang hingga 20 ribu orang.
Sementara pengelola bandara, maskapai penerbangan, pengelola navigasi penerbangan dan ground handling, akan didorong untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitasnya. Sisi keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan harus dijaga dan ditingkatkan sesuai dengan perkembangan zaman.
“Semua personel harus bekerja berdasarkan SOP dan aturan yang sudah ditetapkan baik secara nasional maupun internasional. Jangan justru menurun sehingga investor luar negeri enggan bepergian dan berinvestasi ke negara kita. Kalau sektor transportasi penerbangan kuat, akan bisa menjadi pendorong bagi berkembangnya perekonomian nasional," lanjut Agus.
Mendengar hal itu, Arief Yahya langsung semringah. Menpar Arief mengapresiasi langkah Sriwijaya Air dan Kementerian Perhubungan dalam mengembangkan akses sebagai salah satu unsur penting dalam pengembangan destinasi.
“Di semua destinasi prioritas, bandaranya harus diprioritaskan menjadi international airport. Termasuk Belitung yang punya KEK Tanjung Kelayang," ucapnya.
Jarak tempuh atau kedekatan geografis itu, kata Arief, cukup menentukan dalam pariwisata. Hal itu mirip dengan bisnis transportasi dan telekomunikasi.
"Jarak yang makin dekat, akses makin mudah, makin murah, makin berpeluang dikunjungi. Selain jarak, juga season, ketiga bisnis itu mengenal istilah low and high season," kata Menpar Arief Yahya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ITE Vietnam âDigoyangâ Wonderful Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi