Perdana Menteri Malcolm Turnbull tiba kembali di Australia sesaat sebelum hasil plebisit atau survei legalisasi pernikahan sesama jenis, dan tampaknya akan menjadi ujian kepemimpina bagi Pemerintahan Koalisi yang dipimpinnya.
Di tengah perkiraan kubu YES akan memenangkan survei ini, dikabarkan terjadi perseteruan di jajaran Pemerintah Koalisi mengenai wujud UU untuk melegalkan pernikahan sesama jenis dan sejauh mana perlindungan kebebasan agama harus dilakukan.
BACA JUGA: Warga Sydney Namai Kapal Feri Baru Mereka Ferry McFerryface
Menanggapi RUU yang diajukan James Paterson dari Partai Liberal, PM Turnbull memperingatkan bahwa perlindungan keagamaan yang mendiskriminasi pasangan sesama jenis nyaris "tidak memiliki peluang" untuk lolos di Parlemen.
"Dengan asumsi hasilya YES - pollsters akan terpukul jika bukan - tapi dengan asumsi seperti itu, akan ada RUU dan amandemen yang diajukan perseorangan dan jika ada yang mengajukan seperti itu, tentu saja mereka bisa melakukannya," kata PM Turnbull kemarin di Filipina usai menghadiri KTT Asia Timur.
BACA JUGA: Terinspirasi Atlet Muslim, Boneka Barbie Berhijab Akan Diluncurkan
"Saya tidak percaya rakyat Australia akan menerimanya, dan tentu saja Pemerintah tidak akan bersikap baik, jika membuat diskriminasi hukum yang melanggar aturan saat ini," jelasnya.
PM Turnbull telah menyatakan RUU yang diajukan Senator Dean Smith dari Partai Liberal sebagai langkah awal yang baik, namun kubu konservatif dalam partai itu mendukung RUU yang diajukan Senator Paterson, dengan dalih RUU ini memberikan perlindungan keagamaan lebih kuat.
BACA JUGA: Amazon Akan Segera Luncurkan Pasar Elektroniknya di Australia
Senator Australia Eric Abetz dari dapil Tasmania salah satu pendukung NO dalam survei legalisasi pernikahan sesama jenis.News Video Tidak akan mentolerir
Anggota DPR Trent Zimmermann dari Partai Liberal yang turut merancang RUU Senator Smith menjelaskan meski dia terbuka untuk semua argumen yang valid, dia mengatakan tidak ada "kebutuhan mendesak bagi perubahan signifikan" RUU tersebut.
Zimmermann yang memperkirakan kubu YES akan menang besar juga mengingatkan rekan-rekannya harus menerima kemenangan tersebut, dan rakyat Australia tidak akan mentolerir penundaan dalam membuat UU terkait.
"Tidak ada pengecualian bagi mayoritas besar," katanya.
"Demokrasi itu jika kita mendapatkan 50 persen plus satu, maka kita menang," tambahnya.
Lebih dari 77 persen rakyat Australia telah menyalurkan pendapat mereka dalam plebisit melalui pos yang menelan biaya $ 122 juta. Jumlah pemilih ini lebih tinggi daripada pemilih Brexit di Inggris dan referendum pernikahan sesama jenis di Irlandia.
Zimmermann mengatakan para pemilih "sangat gembira berkesempatan terlibat dalam proses pembuatan sejarah".
Jika perkiraannya benar, perdebatan mengenai RUU Senator Smith bisa dimulai sejak hari ini dan yang terpenting, RUU ini telah didukung bersama oleh anggota Partai Liberal, Partai Buruh, Partai Hijau dan anggota parlemen lintas fraksi.
Tapi, mengingat jumlah anggota DPR dan Senator yang ingin menyatakan pendapat dan jumlah perubahan yang kemungkinan diperdebatkan, RUU ini tampaknya belum akan menjadi UU dalam waktu dekat.
Belum jelas apa yang akan dilakukan Senator Paterson dengan RUU versinya sendiri.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Lagi Politisi Australia Mundur Karena Kewarganegaraan Ganda