jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Universitas Jayabaya dan Director Survey & Polling Indonesia, Igor Dirgantara mempertanyakan soliditas Koalisi Indonesia Barsatu (KIB), menyusul ketiadaan nama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di daftar usulan capres di semua Rakerda PAN di provinsi Jawa Timur
Menurut Igor, tak munculnya nama Airlangga bisa memunculkan banyak persepsi.
BACA JUGA: Bantah PKS Ditinggal PKB, HNW Ungkap Tawaran NasDem dan KIB
"Tidak adanya nama Airlangga Hartarto dalam usulan capres di semua Rakerda PAN di Jatim ini menarik. Apa ini indikasi Kader PAN di Jawa Timur tidak memperhintungkan nama Airlangga sebagai capres. Suatu hal yang patut dipertanyakan," ujar Igor kepada awak Media (8/7)
Persepsi lain yang juga bisa berkembang di masyarakat menurut Igor adalah persoalan komunikasi antar parpol KIB di Jawa Timur.
BACA JUGA: Golkar Pastikan Pintu KIB Masih Terbuka untuk PKS
Igor menambahkan, sebagai koalisi yang di bentuk untuk menghadapi pemilu 2024, antar partai politik yang tergabung dalam koalisi harus memiliki hubungan yang saling menguntungkan dan mampu mendongkrak perolehan suara.
"Koalisi itu harus simbiosis mutualisme antar parpol di dalamnya. Tiap partai di dalamnya tentu saling mengetahui kepentingan di dalamnya. Masyarakat bisa bertanya apakah KIB di Jatim ini solid?" tambah Igor
BACA JUGA: Ujang Lihat Sinyal KIB Bersiap Usung Airlangga-Zulhas
Igor juga menuturkan dinamika perpolitikan masih sangat dinamis dan cair. Komposisi partai yang berkoalisi masih sangat terbuka lebar.
"Tentu, masih sangat memungkinkan terjadinya berbagai perubahan. Komposisinya pun bisa bertambah atau berkurang. Indikator yang penting dalam koalisi adalah terakomodasinya kepentingan tiap partai".
Adapun nama-nama yang muncul dalam rekomendasi internal hasil rakerda 38 DPD PAN se Jatim antara lain adalah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Menteri BUMN Erick Tohir, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
Walau demikian, Igor pun mengakui KIB adalah koalisi perdana yang menjadi pemantik partai-partai untuk menentukan sikap di 2024.
"Mari kita lihat, sepak terjang koalisi ini kedepannya", tutup Igor. (mcr18/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mercurius Thomos Mone