Hasil Riset: 1 dari 3 Penyintas COVID-19 Mengalami Gangguan Mental dan Saraf

Rabu, 07 April 2021 – 18:12 WIB
Vaksinasi pencegahan COVID-19. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, LONDON - Hasil riset menunjukkan, satu dari tiga penyintas COVID-19 terdiagnosis mengalami gangguan otak atau psikiatri dalam kurun waktu enam bulan.

Riset melibatkan 230.000 lebih penyintas COVID-19, mayoritas pasien di Amerika Serikat.

BACA JUGA: Penyintas Varian Baru Covid-19 kembali ke Brebes, Pak Ganjar: Jangan Lengah!

Hasil riset ini menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan gelombang gangguan mental dan saraf, ungkap ilmuwan, Selasa (6/4).

Para peneliti yang melakukan analisis itu mengatakan belum jelas bagaimana virus terkait dengan kondisi kejiwaan seperti kecemasan dan depresi.

BACA JUGA: AstraZaneca Ingkar Janji, Australia Krisis Vaksin COVID-19

Namun, ini adalah diagnosa yang paling umum di antara 14 gangguan yang mereka temukan.

Kasus stroke, demensia dan gangguan saraf lainnya jarang terjadi, kata peneliti, namun masih signifikan, terutama bagi mereka yang mengalami COVID-19 parah.

BACA JUGA: Anang Menonton dari Kamar Mandi Hotel saat Istrinya Melayani Pria Lain, Ya Ampun

"Hasil kami mengindikasikan bahwa penyakit otak dan gangguan kejiwaan lebih umum setelah COVID-19 dibanding setelah flu atau infeksi pernapasan lainnya," kata Max Taquet, psikiater di Universitas Oxford Inggris, yang juga memimpin riset tersebut.

Riset itu tidak dapat menentukan mekanisme biologis atau psikologis yang dilibatkan, katanya.

Namun, menurutnya penelitian mendesak diperlukan guna mengidentifikasi ini "dengan maksud untuk mencegah atau mengobati itu."

Pakar kesehatan semakin prihatin dengan bukti risiko gangguan otak dan kesehatan mental yang lebih tinggi di kalangan penyintas COVID-19.

Riset sebelumnya dari peneliti yang sama tahun lalu menemukan bahwa 20 persen dari penyintas COVID-19 terdiagnosis gangguan kejiwaan dalam waktu tiga bulan.

Temuan baru ini, yang dipublikasi di jurnal Lancet Psychiatry, menganalisis catat kesehatan 236.379 pasien COVID-19, yang mayoritas berasal dari Amerika Serikat, dan menemukan 34 persen di antaranya terdiagnosa penyakit kejiwaan atau saraf dalam waktu enam bulan.

Gangguan ini secara signifikan lebih umum pada pasien COVID-19 dibanding dengan kelompok pembanding mereka yang sembuh dari flu atau infeksi pernapasan lainnya selama periode yang sama, kata peneliti, menunjukkan COVID-19 memiliki dampak yang spesifik.

Kecemasan (17 persen) dan gangguan suasana hati (mood) sebanyak 14 persen adalah yang paling umum, dan sepertinya tidak terkait dengan seberapa ringan atau parah COVID yang dialami si pasien.

Akan tetapi, pasien COVID-19 parah di ICU, 7 persen di antaranya mengalami stroke dalam waktu enam bulan, dan hampir 2 persen terdiagnosa demensia.

"Meski risiko individu untuk sebagian besar gangguan kecil, efek terhadap seluruh populasi bisa jadi besar," kata Paul Harrison, profesor kejiwaan Universitas Oxford yang juga memimpin riset tersebut. (Reuters/antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler