jpnn.com, JAKARTA - Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyono menyebut Rumah Sakit Darurat Corona (Covid-19) dibuat pemerintah, berdasarkan kekhawatiran atas sebaran virus corona di Indonesia. Pemerintah berupaya mengantisipasi membludaknya jumlah pasien terkait corona sehingga menyulap Wisma Atlet menjadi RS Darurat Corona.
"Sementara itu, apabila mengandalkan rumah sakit yang ada, jelas tidak mungkin," kata Eko dalam keterangan resmi di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Kamis (26/3).
BACA JUGA: Jumlah Kasus Positif Corona di Indonesia Hari Ini Bertambah 103 Orang, 53 Ada di DKI
Eko menjelaskan, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI Jakarta telah melakukan simulasi sebaran corona. Hasil kalkulasi melalui beragam analisis, skenario terburuk soal jumlah pasien corona bisa mencapai 6-8 ribu orang.
"Hasil simulasi Forkopimda DKI, karena daerah Jakarta banyak terpapar virus ini, skenario terburuk ada 6000 sampai 8000 orang positif," kata dia.
BACA JUGA: Kabar Terbaru: Jumlah Kasus Positif Corona di Indonesia Mencapai 893 Orang
"Jadi, untuk mengantisipasinya pemerintah mengubah Wisma Atlet menjadi RS Darurat Covid-19. RS ini terdiri dari gabungan instansi baik itu dari Kemenkes, BUMN, TNI, Polri, dan relawan," kata dia.
Lebih lanjut, kata Eko, kapasitas Wisma Atlet cukup untuk menjawab persoalan ruang perawatan bagi pasien terkait corona. Saat ini saja, Wisma Atlet dapat mampu menampung pasien corona sebanyak 3000 orang.
BACA JUGA: Per Hari ini, Pasien Meninggal Karena Corona di Indonesia Capai 78 Orang
Namun, kata Eko, jumlah 3000 itu belum maksimal. Pemerintah belum memakai dua tower yang masih bisa disulap sebagai ruang perawatan pasien.
"Kapastias dari dua tower yang disiapkan, tower tujuh yang sudah operasional itu mampu menampung 1700. Tower enam 1300, sehingga total 3000 pasien mampu ditampung di RS ini. Kalau skenario bertambah buruk, kami bisa gunakan tower empat dan lima," ujar dia. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan