Hasil Survei: Dua Partai Pengusung Jokowi Gagal Kembali ke Senayan

Rabu, 10 April 2019 – 17:00 WIB
Pemilu 2019. Ilustrasi: radartegal.com

jpnn.com, JAKARTA - Hanura dan PPP diprediksi gagal menempatkan kadernya di DPR RI periode mendatang. Konflik internal dan masalah hukum membuat kedua partai pengusung Jokowi - Ma'ruf itu tidak mampu bersaing untuk menembus ambang batas 4 persen.

Survei Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas Hanura sebesar 1,1 persen, sedangkan PPP 2,7 persen. Dengan memperhitungkan margin of error, di atas kertas sulit bagi Hanura untuk dapat menembus ambang batas parlemen.

BACA JUGA: 2014 Kalah, Kini Ridwan Kamil Klaim Jokowi - Maruf Sudah Unggul 4 Persen di Jabar

PPP masih berpeluang, tetapi elektabilitasnya jauh di bawah partai-partai papan tengah lainnya. “PPP dan Hanura sama-sama mengalami persoalan internal, warisan konflik yang belum terselesaikan,” ungkap Direktur Riset Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam siaran pers di Jakarta, pada Sabtu (13/4).

BACA JUGA: Hasil Survei Terbaru: Enam Parpol Terancam Gagal ke Senayan

BACA JUGA: Cara Kampanye PSI Dianggap Blunder Makanya Elektabilitas Kecil

Dua kubu masih terbentuk di PPP, sedangkan ketua umum Hanura Osman Sapta Odang masih berjuang untuk maju lewat jalur senator. Menurut Dendik, penangkapan ketua umum Romahurmuzy oleh KPK berpotensi pula menurunkan suara PPP dalam Pileg.

Sementara itu gugatan OSO terhadap KPU supaya diperbolehkan maju sebagai caleg DPD mencerminkan apatisme di tubuh Hanura. Sebagian kader Hanura ditengarai memilih pindah ke partai lain di arena pileg.

BACA JUGA: Hasil Survei Terbaru: Enam Parpol Terancam Gagal ke Senayan

Konflik internal, lanjut Dendik, pernah pula membayangi Golkar, tetapi dapat segera diselesaikan. Meskipun demikian perbedaan pandangan tetap mengemuka di antara kader-kader Golkar dalam menyikapi dukungan terhadap pilpres. Demokrat yang sudah relatif sepi dari konflik juga terbelah sikapnya dalam Pilpres.

Berbeda dengan Golkar dan Demokrat, posisi PPP dan Hanura adalah juru kunci pada Pemilu 2014. Elektabilitas Golkar bertengger di angka 9,6 persen, sedangkan Demokrat 5,6 persen. PPP dan Hanura juga terancam oleh kehadiran parpol-parpol baru, seperti Partai Solidaritas Indonesia (3,9 persen) dan Perindo (1,9 persen).

Dua parpol besar PDIP dan Gerindra masih unggul jauh di atas semua parpol. Elektabilitas PDIP mencapai 26,8 persen, sedangkan Gerindra 15,1 persen. Lalu PKB sebesar 8,2 persen. PDIP merupakan parpol utama pengusung paslon Jokowi-Ma’ruf, sedangkan Gerindra mengusung Prabowo-Sandi.

Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 56,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 35,1 persen, dan sisanya 8,3 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Jika diekstrapolasikan, Jokowi-Ma’ruf berpeluang memenangkan Pilpres dengan elektabilitas 61,7 persen. Prabowo-Sandi cukup puas dengan 35,1 persen.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada rentang waktu 1-7 April 2019, dengan jumlah responden 2000 orang. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error ±2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)

Saksikan video berikut ini :

BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa Kampanye Prabowo – Sandi Membeludak, kok Hasil Survei Selalu Kalah?


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler