Hasil Survei KIC: Banyak PNS akan Mudik Lebaran 2020

Jumat, 17 April 2020 – 18:06 WIB
Warga melintas di dekat spanduk seruan untuk menunda mudik menjelang puasa dan Lebaran di Jalan Sudirman, Serang, Banten, Kamis (9/4/2020). Foto: dok ANTARA /Asep Fathulrahman/foc.

jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan sebagian warga tetap akan mudik Lebaran 2020 meski pemerintah sudah genjar menyampaikan larangan guna menekan penyebaran virus corona COVID-19.

Hasil survei yang dirilis Jumat (17/4) menunjukkan bahwa meski 63 persen dari 2.437 responden di 34 provinsi yang disurvei menyatakan tidak akan mudik.

BACA JUGA: Jutaan Keluarga di Jatim dapat BLT Rp600 Ribu per Bulan, Ini Syaratnya

Sementara 21 persen responden belum mengambil keputusan untuk mudik dan 12 persen akan tetap mudik.

Selain itu ada empat persen responden yang menyatakan sudah pulang kampung menurut survei perilaku mudik yang dilakukan secara daring dari 29 sampai 30 Maret 2020, sebelum penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta dan sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan larangan mudik bagi pegawai negeri sipil dan anggota TNI-Polri pada 9 April 2020.

BACA JUGA: Perkembangan Rancangan Perpres Gaji PPPK, Honorer K2 Perlu Tahu

Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri menekankan pentingnya memperhatikan data responden yang menyatakan bakal tetap mudik serta mereka yang belum mengambil keputusan.

Menurut survei, responden yang tetap ingin mudik paling banyak pegawai swasta (35,6 persen) disusul pegawai negeri sipil atau PNS (23,4 persen), dan pelajar atau mahasiswa (11,0 persen).

BACA JUGA: Perawat Senior Hastuti Meninggal Dunia di Surabaya karena Corona

Hingga 96,1 persen responden yang akan mudik menyatakan akan menemui kerabat di kampung halaman yang berusia di atas 45 tahun, kelompok yang rentan tertular COVID-19 di Indonesia.

Survei Katadata juga menunjukkan bahwa 39,4 persen warga yang sudah mudik meliputi pelajar atau mahasiswa, disusul karyawan swasta (23,1 persen).

Selain mahasiswa dan karyawan swasta, pedagang kecil, karyawan toko, pegawai warung makan, dan buruh pabrik juga sudah mudik lebih awal.

Warga yang mudik lebih awal meninggalkan daerah tempat tinggal pada periode 1 sampai 5 Maret 2020 dan mencapai puncaknya pada periode 16 sampai 20 Maret 2020, saat Presiden mengeluarkan seruan untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.

Sementara itu, dari responden yang menyatakan tidak mudik ada 54,6 persen yang menyatakan mengambil keputusan karena mengikuti imbauan pemerintah untuk tidak mudik demi mencegah penyebaran virus corona

Sementara, 30,2 persen yang menyatakan takut jika kepulangan mereka akan menyebabkan penyebaran virus SARS-CoV-2.

"Ini menunjukkan bahwa seruan pemerintah cukup efektif didengar masyarakat, sehingga pesan ini perlu terus disampaikan dengan cara-cara yang tepat," kata Mulya.

Survei mengenai perilaku mudik ini dilakukan secara daring oleh Katadata Insight Center dengan menjaring 2.347 responden pengguna internet di Tanah Air.

Responden survei meliputi 37,8 persen warga dalam kelompok usia 17-29 tahun, 30,3 persen warga kelompok usia 30-40 tahun, 24 persen warga usia 41-50 tahun, 6,7 persen warga usia 51-60 tahun, dan 1,2 persen warga usia di atas 60 tahun.

Perbandingan responden perempuan dan laki-laki dalam survei ini 53:47. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler