jpnn.com, JAKARTA - Survei NEW INDONESIA Research & Consulting menunjukkan Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Andika Perkasa menduduki tiga besar elektabilitas calon wakil presiden.
"Puan Maharani unggul dengan elektabilitas mencapai 27,7 persen. Urutan berikutnya Agus Harimurti Yudhoyono 15,3 persen yang ditempel ketat oleh Andika Perkasa 14,7 persen," kata Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
BACA JUGA: Survei Terbaru Elektabilitas Ganjar & Anies Mengejutkan, Prabowo, Puan dan AHY? Hmmm
Menurut Andreas, unggulnya Puan dalam bursa cawapres berkebalikan dengan Ganjar yang didukung publik sebagai capres.
"Publik berharap Ganjar yang bakal didukung PDI Perjuangan sebagai capres, sedangkan Puan lebih tepat sebagai cawapres," kata Andreas.
BACA JUGA: Survei Elektabilitas Capres di Luar Jawa, Ganjar Mengungguli Anies & Prabowo
Artinya, kata dia, jika PDI Perjuangan maju sendirian tanpa koalisi pada Pemilu 2024, pasangan Ganjar-Puan bisa diduetkan.
"Baik relawan Ganjar maupun elite PDI Perjuangan, bisa kembali bersatu untuk memenangkan keduanya, sama-sama dengan bendera PDI Perjuangan," kata Andreas.
BACA JUGA: Survei Populi Center: Mayoritas Warga Tak Percaya Anies Terlibat Kasus Formula E
Selain calon presiden, wacana seputar siapa pasangan yang akan mendampingi sebagai calon wakil presiden mulai marak. NEW INDONESIA Research & Consulting melakukan survei untuk mengukur sejumlah nama yang bakal memperebutkan tiket cawapres.
Airlangga Hartarto yang memiliki elektabilitas rendah dalam bursa capres, tetapi relatif tinggi pada bursa cawapres mencapai 6,3 persen.
"Airlangga bisa menjadi pasangan Ganjar yang didukung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)," kata Andreas.
Airlangga masih harus bersaing dengan Erick Thohir, yang juga memiliki elektabilitas cukup tinggi sebagai cawapres sebesar 8 persen.
"Posisi keduanya relatif imbang. Akan tetapi, Airlangga memiliki peluang yang kuat karena mengetuai Golkar, pemimpin poros KIB," ucapnya.
Di kubu Anies yang sementara ini baru resmi didukung NasDem, kata dia, upaya untuk membentuk koalisi bersama Demokrat dan PKS masih terganjal sosok cawapres. AHY bersaing ketat dengan Andika. Selain itu, ada pula nama Khofifah Indar Parawansa dengan elektabilitas 5,6 persen.
Nama-nama lain yang muncul sebagai calon wakil presiden adalah Sandiaga Uno sebesar 3,3 persen dan Ridwan Kamil sebesar 2,8 persen.
"Tanpa dukungan kuat partai politik, nama Sandi dan RK belum cukup moncer, baik sebagai capres maupun cawapres," kata Andreas.
Menurut dia, yang menarik adalah Yenny Wahid yang merupakan putri mendiang Gus Dur turut masuk sebagai cawapres pilihan publik dengan elektabilitas sebesar 2 persen. Yenny Wahid mengungguli Susi Pudjiastuti (1,3 persen) dan Muhaimin Iskandar (1 persen).
"Munculnya Yenny di bursa cawapres bisa mengancam Muhaimin yang selama ini mengklaim dukungan kuat Nahdlatul Ulama (NU)," kata dia.
Andreas menyebutkan ada tiga tokoh kuat NU yang berebut tiket cawapres, yaitu Muhaimin, Khofifah, dan Yenny. Sejauh ini baru Muhaimin yang digadang-gadang berpasangan dengan Prabowo, didukung oleh koalisi Gerindra dan PKB.
Akan tetapi, lanjut dia, di sisi Prabowo dan Gerindra, opsi cawapres Khofifah menjadi pertimbangan demi meraih dukungan di Jawa Timur. Sementara itu, Yenny didukung oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berpasangan dengan Ganjar.
Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada tanggal 11—17 Oktober 2022 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error plus minus 2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif