Hasil Survei SMRC: Elektabilitas PDIP Meroket di Kalangan Pemilih Kritis, Disusul Gerindra

Selasa, 02 Mei 2023 – 20:38 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama calon presiden dari parpolnya, Ganjar Pranowo, dalam rapat DPP PDIP di Istana Batutulis, Bogor, Jumat (21/4). Foto: Humas DPP PDIP untuk JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan saat ini mendulang keuntungan elektabilitas setelah mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres.

Suara partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu meningkat di kalangan pemilih kritis.

BACA JUGA: Survei SMRC: Elektabiltas Ganjar Naik Signifikan Seusai Dideklarasikan PDIP

Hal itu berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk ‘Elektabilitas Partai pasca-Deklarasi Capres PDIP’ yang dipresentasikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV pada Selasa (2/5).

Dalam presentasinya, Deni menunjukkan dalam survei pada pemilih kritis, 25-28 April 2023, PDIP mendapat dukungan paling tinggi yaitu 19,9 persen.

BACA JUGA: Pantun Hasto soal Hubungan PDIP dengan PPP, Manis, Cerah, dan Berkah

Selanjutnya Gerindra 12,4 persen; Golkar 9,3 persen; Demokrat 6,5 persen; PKS 6.1 persen; PKB 5,5 persen; dan Nasdem 3,6 persen.

Sementara partai-partai lain mendapat dukungan di bawah 3 persen. Masih ada 30,3 persen yang belum menentukan pilihan. 

BACA JUGA: Elite PPP Temui Megawati di Kantor PDIP Siang Ini, Datang dengan Berjalan Kaki

Deni menjelasnkan dukungan pada PDIP di kalangan pemilih kritis pasca-keputusan calon presiden cenderung naik, dari 16,1 persen dalam survei 18-19 April 2023 menjadi 19,9 persen dalam survei 25-28 April 2023.

Kenaikannya sekitar 3,8 persen. Sementara dalam kurun waktu yang sama, dukungan kepada partai-partai lain tidak mengalami perubahan berarti (perubahan di bawah 2 persen).

Hal itu, menurut Deni, menunjukkan pencalonan Ganjar sebagai presiden oleh PDIP memiliki dampak elektoral yang positif pada partai tersebut.

“Keputusan PDIP mencalonkan Ganjar sebagai capres tampaknya berdampak positif terhadap PDIP. Setelah mengalami tren yang menurun, elektabilitas PDIP di kelompok pemilih kritis menguat pasca pencalonan Ganjar,” tutur Deni.

Deni melanjutkan secara umum peta dukungan pada partai dibanding hasil pemilu 2019 terlihat tidak banyak berubah.

PDIP masih berada di posisi teratas, disusul Gerindra dan Golkar.

 Deni menjelaskan bahwa pemilih kritis adalah orang-orang yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau cellphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.

Umumnya pemilih kritis berasal dari  kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.

Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen.

Survei nasional pemilih kritis ini dilakukan pada pemilik cellphone sebagai indikator pemilih kritis. Sampel survei ini dipilih melalui metode random digit dialing (RDD).

RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1.021 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan discreening.

Validasi dan screening dilakukan untuk memastikan bahwa pemilik nomor telpon terpilih adalah warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih (berumur 17 tahun plus atau sudah menikah).

Margin of error survei diperkirakan ±3.1% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. (flo/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler