Hasil Survei Terbaru: Prabowo Melesat, Anies Jeblok, Ganjar?

Senin, 24 Juli 2023 – 17:32 WIB
Hasil survei terbari NEW INDONESIA Research & Consulting menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto terus melesat dan kini telah mencapai 26,5 persen. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Dalam separuh pertama tahun 2023, bursa calon presiden masih dikuasai oleh tiga besar, tetapi bergerak secara dinamis.

Temuan survei NEW INDONESIA Research & Consulting menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto terus melesat dan kini telah mencapai 26,5 persen.

BACA JUGA: Hasil Survei Terbaru: Anies juga Dinilai Mampu Melanjutkan Kerja Jokowi, Angkanya Lumayan

Dengan raihan tersebut, Prabowo kini berada pada posisi unggul, disusul Ganjar Pranowo pada peringkat kedua. Elektabilitas Ganjar cenderung stagnan, setelah sempat menembus 25 persen pada Maret 2023, kini bergerak di kisaran 23 persen, atau tepatnya 23,6 persen.

Sementara itu Anies Baswedan berada pada posisi juru kunci atau peringkat ketiga, dengan tren elektabilitas yang terus bergerak menurun.

BACA JUGA: Survei Indikator: Duet Ganjar-Erick Menang di Semua Simulasi Pilpres 2024

Elektabilitas Anies tertinggi mencapai 18 persen pada awal tahun, dan terus merosot hingga kini tersisa 13,3 persen.

“Elektabilitas Prabowo terus melesat dan unggul, sementara Ganjar cenderung stagnan dan Anies jeblok,” ungkap Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Senin (24/7).

BACA JUGA: Survei Indikator: Prabowo Menang Tebal Dalam Duel Lawan Ganjar

Menurut Andreas, pergerakan elektabilitas Ganjar mengalami titik balik setelah pernyataan gubernur Jawa Tengah itu, didukung sejumlah elite PDIP, menolak kehadiran timnas Israel dalam Piala Dunia U20 yang semestinya digelar di Indonesia.

Mencermati anjloknya elektabilitas Ganjar, PDIP memutuskan untuk mempercepat deklarasi pencapresan sebelum Lebaran.

“Deklarasi itu berhasil menahan laju turunnya elektabilitas Ganjar, tetapi tidak cukup kuat mengembalikan ke capaian tertinggi,” tandas Andreas.

“Setelah tiga bulan berselang sejak deklarasi capres, elektabilitas Ganjar hanya naik tipis, atau tidak ada perubahan yang signifikan,” lanjut Andreas.

Meskipun jadwal pendaftaran capres-cawapres masih cukup lama, tetapi hal ini patut dicermati oleh PDIP.

Sebaliknya dengan Prabowo, yang mengalami peningkatan luar biasa ketika elektabilitas Ganjar turun dan kemudian melandai.

“Prabowo menguat di tengah merosotnya dukungan terhadap Ganjar, menjadikan Prabowo sebagai capres potensial terpilih,” tegas Andreas.

Seiring dengan itu, arah dukungan Presiden Jokowi pun tampak bergeser dari sebelumnya mendukung Ganjar kini beralih condong kepada Prabowo.

“Jokowi ingin memastikan capres yang bisa menjamin keberlanjutan program dan menang Pilpres,” jelas Andreas.

Bagi Jokowi, keberlanjutan adalah harga mati yang tak bisa ditawar-tawar lagi.

Siapa capres yang mendukung keberlanjutan akan di-endorse, dan tentu saja yang bisa memberikan jaminan berupa loyalitas dan kesetiaan terhadap prinsip keberlanjutan tersebut.

“Prabowo sebagai ketua umum Gerindra, dari sebelumnya rival dua kali dalam Pemilu 2014 dan 2019 kini bergabung dalam kabinet, berpotensi lebih besar mengarahkan dukungan pemilih ketimbang Ganjar yang hanya berstatus petugas partai di PDIP,” terang Andreas.

Meningkatnya elektabilitas Prabowo yang disertai dengan jebloknya Anies juga menunjukkan terjadi migrasi pemilih.

“Prabowo yang pernah satu kubu dengan Anies menjadi opsi terbaik di tengah ketidakpastian nasib Anies bakal nyapres atau tidak,” Andreas melanjutkan.

Di luar tiga besar, nama-nama seperti Ridwan Kamil (5,0 persen) dan Agus Harimurti Yudhoyono (4,7 persen) masih merajai bursa.

Berikutnya ada Puan Maharani (4,2 persen), Sandiaga Uno (3,8 persen), dan Erick Thohir (3,3 persen).

Selain itu ada pula Khofifah Indar Parawansa (2,3 persen), Airlangga Hartarto (1,7 persen), Mahfud MD (1,3 persen), dan Yenny Wahid (1,1 persen).

“Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, masuk bursa capres dengan elektabilitas 1,0 persen,” papar Andreas.

Sejumlah nama tersebus diprediksi bakal bertarung memperebutkan tiket calon wakil presiden. “Sandi misalnya didorong PPP untuk berpasangan dengan Ganjar, sedangkan PAN mengusulkan Erick kepada Prabowo,” pungkas Andreas.

Sisanya ada nama-nama seperti Andika Perkasa (0,8 persen) dan Muhaimin Iskandar (0,7 persen), sedangkan nama-nama lain memiliki elektabilitas yang sangat kecil.

Masih ada 6,4 persen yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 5-12 Juli 2023 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi.

Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler