jpnn.com - jpnn.com - Survei yang dilakukan tiga lembaga yaitu LSI Denny J.A, Lapora UB, dan Republic Institute, menunjukkan hasil yang sama.
Pasangan calon (paslon) nomor urut 2 dalam Pilkada Kota Batu 2017, Dewanti Rumpoko-Punjul Santoso kokoh berada di posisi puncak.
BACA JUGA: Anies Pertahankan Gaya Debat Mirip Dosen
Tiga lembaga tersebut sama-sama menempatkan paslon yang diusung PDIP itu meninggalkan cukup jauh tiga lawannya.
Hasil riset Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny J.A, yang dirilis kemarin misalnya, untuk elektabilitas (tingkat keterpilihan) menetapkan pasangan Dewanti Rumpoko-Punjul Santoso dengan 47,5%.
BACA JUGA: Eks Sekretaris Golkar: Tak Masalah Hantu Jadi Ketua
Kemudian pasangan Rudi S-Sujono Djonet 15,9%; Hairuddin-Hendra Angga Sonatha 11,7%; Abdul Madjid-Kasmuri Idris 10,1%; dan yang belum menentukan pilihan 14,8%.
Toto Izul Fatah, Direktur Citra Komunikasi LSI Denny JA dalam pemaparan hasil survei yang digelar di Hotel Pohon Inn, kemarin (26/1) mengatakan, survei tersebut menggunakan metodologi multistage random sampling dan melibatkan 440 responden. Survei berlangsung mulai 17-23 Januari lalu.
BACA JUGA: Sebut TKW Babu, Fahri Hamzah Dilaporkan ke MKD
Menurut dia, meski paslon nomor urut 2, Dewanti Rumpoko-Punjul Santoso unggul 47,5 persen, namun, bukan berarti peluang kandidat lain tertutup untuk memenangkan pertarungan.
Sebab, ada tren kenaikan dari dua paslon lain yang pada survei LSI Denny JA sebelumnya berada di urutan buncit.
Pasangan Rudi S –Sujono Djonet (Ruso), misalnya, pada rilis survei 15 Oktober 2016 silam hanya 5,4 persen, kali ini melesat ke posisi nomor urut dua dengan elektabilitas 15,9 persen.
Disusul Hairuddin-Hendra Angga Sonatha yang sebelumnya 9,4 persen naik ke posisi nomor urut 3 dengan elektabilitas 11,7 persen.
Sedangkan paslon nomor 4, Abdul Madjid-Kasmuri Idris melorot dari sebelumnya 12,3 persen menjadi 10,1 persen.
”Paslon Rudi S-Sujono Djonet cukup membahayakan. Asal dalam sisa waktu kampanye ini dimaksimalkan hingga idealnya naik menjadi 80 persen,” urai Toto.
Menurut dia, paslon Dewanti Rumpoko-Panjul Santoso memang tetap digdaya memuncaki elektabilitas.
Namun, ada sedikit penyusutan dari hasil survei awal yang meraih 50,3 persen turun menjadi menjadi 47,5 persen.
”Pengalaman kami (LSI Denny JA) melakukan survei, tren elektabilitas yang melorot itu biasanya membahayakan. Kecuali, ada program radikal yang masif dilakukan pasangan tersebut,” sambung pria berusia 50 tahun ini.
Dari survei yang dilakukan juga disinggung perihal botoh. Cukup mencengangkan, ada 51 persen bahkan percaya soal perjudian tersebut.
”Ini yang patut diwaspadai, tidak hanya penyelenggara (KPU-Panwas) tapi para kandidat paslon juga,” tukasnya.
Selain LSI Denny JA. hasil survei yang dilakukan Laboratorium Ilmu Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) Universitas Brawijaya (UB) yang dirilis Jumat (20/1) juga mengunggulkan pasangan Dewanti-Punjul dengan elektabilitas 72 persen.
Namun, berbeda dengan lembaga survei Deeny JA, Lapora menempatkan pasangan Hairuddin-Angga di urutan kedua dengan raihan 11,3 persen.
Sedangkan pasangan Rudi-Sujono hanya meraup 9,4 persen serta pasangan Majid-Kasmuri meraih 7,3 persen.
Wawan Sobari, peneliti dari Lapora menjelaskan, survei tersebut melibatkan 576 responden yang tersebar di 24 kelurahan di Kota Batu.
Teknik survei dengan menggunakan random sampling dan margin error 5 persen. Survei tersebut dilakukan pada 20–27 Desember 2016.
Dari data hasil survei itu menurut dia, tingkat popularitas, elektabilitas, dan kesukaan masyarakat terhadap pasangan calon berbanding lurus.
Dia mencontohkan, untuk tingkat kesukaan masyarakat terhadap pasangan calon, nama Dewanti dan Punjul mendapat 69,3 persen.
Sedangkan pasangan Hairuddin-Angga meraih 12,8 persen. Posisi ketiga ditempati pasangan Rudi-Sujono dengan 9,2 persen. Di urutan keempat dimiliki Majid-Kasmuri yang hanya mendapat 8,7 persen.
Untuk elektabilitas, juga tidak berbeda jauh dengan kesukaan masyarakat. Dewanti-Punjul masih berada di urutan teratas dengan 63 persen. Disusul Hairuddin-Angga dengan 12,5 persen. Untuk Rudi-Sujono mendapat 9,2 persen.
Dan papan bawah ditempati Majid-Kasmuri dengan 6,8 persen. ”Kalau tingkat kesukaan dan elektabilitas tinggi, maka ada peluang (menang),” jelas Wawan Sobari.
Menurut dosen FISIP Universitas Brawijaya ini, hasil survei tersebut relevan hingga tiga bulan ke depan.
Jadi, sulit sekali menggeser posisi Dewanti-Punjul yang meraih persentase terbesar. ”Kecuali ada keajaiban. Mungkin ada peluang,” tambah dosen asal Jawa Barat ini.
Selanjutnya, Wawan Sobari memaparkan, dalam survei ini, faktor utama yang menjadi pertimbangan responden ternyata pada rekam jejak pasangan calon, yaitu 34 persen.
Untuk program dan visi-misi yang ditawarkan pasangan calon hanya menduduki sejumlah 31,4 persen. Sementara untuk putra daerah hanya memiliki persentase 3,6 persen saja.
”Jadi, kalau isu putra daerah diangkat untuk mengusung calon, sangat tidak efektif,” imbuhnya.
Namun, kata Wawan, secara tidak sengaja, responden dari hasil survei ini di lapangan (42,4 persen), mereka dari PDIP.
”Meskipun begitu, posisi Dewanti-Punjul sulit digeser. Sebab, militasi PDIP lumayan baik,” tandas dia.
Sementara itu, hasil survei dari Republic Institute pada 9-15 Januari 2017 , yang dirilis Rabu (25/1) menempatkan paslon Dewanti Rumpoko-Punjul Santoso memiliki elektabilitas 34,0 persen, Rudi-Sujono Djonet 31,0 persen, Hairuddin-Hendra Angga Sonatha 16,4 persen, Abdul Majid-Kasmuri Idris 12,9 persen dan belum tahu 5,7 persen.
Direktur Republic Institute Isa Ma’ruf mengatakan, prilaku pemilih cenderung berubah mendekati coblosan.
”Tiga minggu menjelang coblosan itu masa yang paling menentukan,” ujar Isa yang datang secara khusus ke kantor redaksi Jawa Pos Radar Malang untuk membeber hasil survenya, Rabu (25/1).
Tapi lanjut dia, kalau sudah masa hari tenang, malah stagnan (dukungan pemilih tidak berubah. Peneliti yang juga adik pengamat politik Muhammad Asfar itu menyarankan agar masing-masing paslon memaksimalkan penggalangan dukungan hingga 12 Februari mendatang.
Ia juga menyarankan, para paslon menawarkan program yang dibutuhkan masyarakat.
”Masyarakat memilih calon berdasarkan program kerja,” kata Ma’ruf yang juga pakar statistik tersebut. Dalam survei yang digelar 9-15 Januari lalu itu, Ma’ruf Republic Institute mewawancarai 420 responden. (zal/kis/c2/dan/lid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gimana Penampilan AHY Nanti Malam? Annisa Pohan Bilang
Redaktur & Reporter : Soetomo