Hasil Uji Petik, Unas Masih Buruk

Meski Tak Separah Sebelumnya

Jumat, 22 April 2011 – 09:01 WIB

JAKARTA -- Pelaksanaan Ujian Nasional (Unas) SMA dan sederajat telah rampungDari hasil sementara uji petik, terungkap beberapa kelemahan pelaksanaan unas

BACA JUGA: Aceh Ikut Debat Pelajar se Dunia

Sementara Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menyebut laporan kecurangan turun dibanding tahun lalu.

Sekertaris Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) Richardus Eko Indrajit menjelaskan, pelaksanaan uji petik tersebut berjalan normal
Uji petik merupakan inisiatif BNSP untuk menjaga objektivitas unas

BACA JUGA: Guru di Sekolah Mutu Rendah Dukung Kecurangan

"Tahun lalu tidak ada (uji petik, Red)," katanya di Kemendiknas kemarin (21/4).

Guru besar STIE Perbanas itu mengatakan, hingga kemarin sore dirinya baru menerima laporan uji petik dari tujuh provinsi
Yaitu di Maluku, Banten, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Jawa Timur

BACA JUGA: PTN Makin Meragukan Kejujuran Unas

Total, BSNP menggelar uji petik di 33 provisiDia menarget, Sabtu besok (23/4) seluruh laporan uji petik sudah masuk ke kantornya.

Dari laporan uji petik di tujuh provinsi tadi, Eko mengatakan masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan ujian tahun iniDi antara kekurangan tersebut adalah, kelemahan proses percetakan naskah unas

Suami penyayi Lisa ARiyanto itu mengatakan, di beberapa tempat ditemukan ada lembar soal yang hilang satu halaman penuhSelanjutnya, juga ada pilihan jawaban yang tidak komplitKelemahan lainnya adalah amplop yang tertukarContohnya, di amplop tertera naskah ujian Bahasa Indonesia, tetapi di dalamnya berisi naskah soal Matematika.

Kekurangan selanjutnya adalah, masih ditemukan ada siswa yang diperkenankan membawa masuk tas dan HPUntuk kelemahan-kelemahan tersebut, Eko sudah melayangkan usulan upaya perbaikan untuk pelaksanaan ujian selanjutnya.

Dari uji petik tersebut, BSNP juga menemukan beberapa aspek positifDi antaranya, ketegangan peserta unas menurun dibandingkan tahun laluPenurunan itu disebut buntut dari kebijakan memasukkan nilai ujian sekolah dalam penentuan kelulusan.

Eko menyebutkan, aspek positif lainnya adalah pelaksana unas mulai dari tingkat dinas pendidikan, perguruan tinggi, hingga kepala sekolah terlihat lebih kompakSetiap ada persoalan di tingkat sekolah, bisa segera diselesaikan"Seperti kekurangan soal atau lembar jawabanMereka langsung memfotokopi," kata dia.

Sementara untuk menghitung hasil uji petik tersebut, Eko mengatakan akan dilakukan tabulasi pada Minggu (24/4)Dia mengatakan, setelah melakukan uji petik di beberapa kelas pada sekolah yang dipilih secara acak, lembar jawaban komputer (LJK) siswa langsung di-scan di perguruan tinggi negeri setempat.

Setelah di-scan, jawaban dari siswa tersebut akan dikoreksi langsung di JakartaSelanjutnya, hasil dari uji petik tersebut akan dibandingkan dengan hasil unas dari sekolah yang samaJika tedapat perbedaan mencolok, misalnya hasil uji petik jauh di bawah rata-rata nilai satu sekolah, maka BSNP mencium ada pelanggaran"Semuanya tunggu tabulasi duluPenindakan tetap di tangan panitia unas," jelas Eko.

Mendiknas Mohammad Nuh menjelaskan, selama pelaksanaan unas, Kemendiknas menerima total 47 pengaduan kecuranganLaporan kebocoran soal ujian mendominasi dengan jumlah 33 laporanLaporan lainnya adalah, beredarnya kunci jawaban dan jual beli naskah soal.

Laporan masuk dari beberapa daerah di IndonesiaSeperti dari Jakarta, Banten, Aceh, Medan, Cirebon, Jogjakarta, hingga Kepulauan RiauNuh menegaskan, laporan tersebut masih sebatas isu, belum terbukti kebenarannyaMeski begitu, Kemendiknas menilai laporan masyarakat tersebut menjadi indikator unas masih kacau.

Kemendiknas masih belum bisa membuktikan kebenaran laporan tersebut, karena masih menunggu hasil investigasi panitia pusat di daerahMantan rektor ITS itu mengatakan, peringatan penjatuhan sanksi tetap akan diberikan kepada siswa atau sekolah yang terbukti curang.

Nuh mengingatkan, jika pihak sekolah curang dalam pelaksanan unas, maka nilai seluruh sekolah itu dihapusOtomatis, siswa hanya bergantung pada nilai ujian sekolah untuk mencapai kelulusan"Saya tegaskan, laporan ini masih isuBelum ada yang terbukti," tandas NuhKecuali laporan soal adanya siswa yang membawa HP ke ruang ujianUntuk yang satu ini, sudah terbukti benar(wan/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berstatus Tahanan, Dua Pelajar Dibolehkan Ikut Unas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler