Hasil Ujian Tulis SNMPTN Siap Diumumkan

Masih Ada Protes Wali Murid di Jalur Undangan

Senin, 02 Juli 2012 – 07:00 WIB

JAKARTA - Panita pusat seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN) sudah menuntaskan tahap pengoreksian lembar jawabn SNM PTN Ujian Tulis. Hasilnya siap diumumkan secara tertulis di koran Sabtu, 7 Juli mendatang. Atau bisa juga melalui website SNM PTN Jumat, 6 Juli malam.

Perkembangan ini disampaikan oleh Sekretaris Paniti Pusat SNM PTN Rochmat Wahab kemarin (1/7). "Saya ini baru tiba dar Surabaya. Pertemuan soal SNM PTN jalu ujian tulis," kata pria yang juga rektor UNY itu.

Rochmat berujar jika pertemuan paniti SNM PTN di Surabaya ini cukup penting. Dia menerangkan jika pertemuan yang digelar Sabtu malam (30/6) ini memutuskan nasib calon mahasiswa pelamar SNM PTN jalur ujian tulis diterima apa tidak.

Menurut Rochmat, setelah tes atau ujian tulis rampung dilaksanakan tahap berikutnya adalah pengoreksian. Dia menuturkan, seluruh lembar jawaban komputer (LJK) pelamar telah dikoreksi secara digital. Kecuali bagi para joki yang sempat tertangkap dan menggegerkan pelaksanaan SNM PTN. Diantara penangkapan joki ini mencuat dari temuan panitia lokal (panlok) Jember.

Setelah semua LJK dikoreksi, maka seluruh hasilnya disampaikan ke panitia pusat. Selanjutnya panitia pusat me-rangking nilai berdasarkan program stdi di tiap-tiap perguruan tinggi. Setelah mendapatkan ranking tadi, panitia menggelar semacam rapat pleno. Rapat inilah yang digelar di Surabaya Sabtu malam lalu.

Rochmat menjelaskan dalam rapat ini paniti sekaligus menjalankan verifikasi pamungkas. Dalam verifikasi ini, Rochmat mengatakan banyak nama calon mahasiswa yang di-delete. Termasuk nama calon mahasiswa yang sejatinya secara nilai bisa diterima masuk PTN. " Nama mereka kami delete karena ada indikasi kuat telah terjadi kecurangan, tutur dia.

Sayangnya Rochmat masih menutup rapat jumlah nama mahasiswa yang di-delete itu. "Pokoknya banyak," tegas dia. Alasan nama tadi di-delete diantaranya adalah munculnya dua nama dan foto yang identik di dua lokasi ujian yang berbeda.

Kalaupun ada potensi kesamaan tadi adalah kembar identik, Rochmat mengatakan tandatangannya juga hampir mirip. Kasus seperti ini biasanya mengarah pada praktek perjokian, tetapi tidak terendus panitia. Kasus ini bisa muncul karena ada satu calon mahasiswa mendaftar di dua lokasi, tetapi di satu lokasi diantaranya ujiannya dieksekusi oleh joki. Atau bisa jadi di dua lokasi tadi, dua-duanya dieksekusi oleh joki. Si pemesan joki cukup mengirim sampel tanda tangan ke joki.

Namun secara umum Rochmat mengatakan pelaksanaan SNM PTN jlaur ujian tulis berlangsung lancar. Kalau pun ada penamngkapan satu atau dua joki, masih kecil jika dibandingkan dengan jumlah peserta SNM PTN jalur ujian tulismyang mencapai 600 ribu orang lebih.

"Kalau soal modus kecurangan, jangan diulas dalam-dalam. Nanti malah jadi rujukan calon peserta akan datang," pinta Rochmat. Potensi kecurangan masih terus terjadi lantaran persaingan SNM PTN jalur ujian tulis cukup ketat. Sekitar 600 ribuan peserta ujian tadi merebutkan kursi nasional sebanyak 120 ribu saja.

Selain memaparkan soal perkembangan SNM PTN jalur ujian tulis, Rochmat juga menerangkan kondisi SNM PTN jalur undangan. Seperti diketahui, hasil seleksi SNM PTN jalur undangan sudah diumukan beberapa waktu lalu bebarengan dengan penguman Ujian Nasional jenjang SMA sederajat.

Rochmat menjelaskan jika tahun ini masih saja muncul protes dari wali murid yang anaknya dinyatakan tidak lulus SNM PTN jalur undangan. Rata-rata wali murid tadi protes, karena merasa nilai rapor anaknya tinggi tetapi kok tidak diterima. Selain itu juga ada yang protes dan menyebut nilai anaknya tertukar dengan nilai siswa lain yang dinyatak diterima.

Menurut Rochmat alasan orang tua yang menyebut nilai tertukar itu bisa jadi benar tetapi juga bisa jadi salah. Untuk itu, di UNY sendiri Rochmat menurunkan para pimpinan kampus untu mengecek langsung ke masing-masing orang tua yang protes tadi. Dia menegaskan tidak memakai jasa mahasiswa untuk menyelesaikan urusan ini.

Sementara terkait protes wali murid tentang nilai bagus tetapi tetap tidak lulus, Rochmat punya alasan lain. Dia mengira jika anak yang bersangkutan kurang tepat dalam memilih prodi. "Dia memilih prodi yang peminatnya ketat dan pintar-pintar semua pelamarnya," terangnya. Jadi walaupun nilai rapor tinggi tetap peluangnya tidak sebesar dibanding prodi yang sepi peminat. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenag Dirikan Ponpes di Perbatasan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler